Jumperline Tambak Lorok Siap Tingkatkan Fleksibilitas dan Keandalan Pasokan Gas Bumi di Jateng

Jumperline Tambak Lorok
Manajemen PGN dan Pertagas saat meninjau Jumperline Tambak Lorok, Rabu (9/6).

Semarang, Idola 92,6 FM – PGN terus berkomitmen menyediakan fleksibilitas dan keandalan serta optimasi infrastruktur gas bumi di Jawa Tengah, melalui peresmian penggunaan Jumperline Tambak Lorok dari Pipa Transmisi Offshore KJG hingga Pipa Interkoneksi Tambak Rejo Tambak Lorok (TRTL). Yakni, untuk memenuhi permintaan gas Jateng yang cukup besar.

Direktur Utama PGN Haryo Yunianto mengatakan jumperline atau pipa jumper sepanjang 50 meter itu, akan mengalirkan gas dari Lapangan Kepodang dengan estimasi gas sekira 10-20 BBTUD. Pernyataan itu dikatakan di sela peninjauan lokasi jumperline di Tambak Lorok, Rabu (9/6).

Haryo menjelaskan, PGN sebagai subholding gas terus mengupayakan keandalan infrastruktur gas bumi. Sebab, hal itu penting demi tercapainya pemenuhan gas bumi.

Menurut Haryo, pihaknya bersama Pemprov Jateng akan bersinergi dalam pemanfaatan gas bumi domestik agat optimal dan berdampak positif bagi seluruh sektor domestik di wilayah Jateng dan Jatim serta nasional.

“Adanya jumperline pipa dapat meningkatkan keandalan dan fleksibilitas infrastruktur, termasuk memudahkan PGN untuk memperluas jangkauan pemanfaatan gas bumi ke seluruh sektor selain sektor kelistrikan. Misalnya ke sektor industri, komersial, rumah tangga dan transportasi di Jawa Tengah. Jumperline juga sangat strategis bagi keandalan pasokan gas multi source dan optimalisasi pemanfaatan gas domestik khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur,” kata Haryo.

Sementara itu Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz menambahkan, pipa jumper juga dapat menyalurkan gas dari Lapangan Kepodang ke mother station CNG Semarang yang bisa dimanfaatkan untuk melayani pelanggan di luar jangkauan pipa.

Menurutnya, PGN bersama Pertagas Niaga akan berniaga gas melalui mother station sebesar kurang 3 BBTUD untuk menjangkau wilayah-wilayah baru guna menumbuhkan titik-titik ekonomi baru di Jateng dan sekitarnya.

“Demand gas di wilayah Semarang sangat potensial, sehingga adanya pipa jumper dapat memenuhi kebutuhan gas di Tambak Aji. Selain itu, gas dapat disalurkan ke SPBG Kaligawe sekitar 1 BBTUD, di mana 70 persen untuk armada Trans Semarang kurang lebih 200 unit dan 30 persen untuk retail,” ujar Faris.

Lebih lanjut Faris menjelaskan, Pemkot Semarang rencananya akan merealisasikan konversi bahan bakar solar ke gas (CNG) pada BRT Trans semarang pada 2019 kemarin. Konversi dari solar ke gas menggunakan sistem retrofit, yakni menggunakan gas dan solar.

“Solar digunakan sebagai cadangan. Dengan menggunakan gas, emisi kendaraan lebih rendah dan ramah lingkungan. Selain itu, biaya operasional lebih hemat,” tandasnya. (Bud)