Dinkes Jateng Sebut Prokes Banyak Diabaikan

Yulianto Prabowo
Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo saat melihat proses vaksinasi di Gradhika Bhakti Praja, kemarin.

Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Kesehatan Jawa Tengah menyebutkan, masih ada 18 persen masyarakat yang tidak taat terhadap protokol kesehatan meski kasus masih terus mengalami kenaikan. Oleh karena karena pandemi belum berhasil dikendalikan, maka masyarakat tetap patuh pada gerakan 5M yang disosialisasikan pemerintah.

Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan meningkatnya kasus COVID-19 di wilayah Kudus dan merembet ke daerah lain di eks Karesidenan Pati itu, tidak lepas dari menurunnya kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan. Pernyataan itu dikatakannya saat ditemui di kantor gubernuran, kemarin.

Menurut Yulianto, faktor lainnya tidak hanya soal menurunnya protokol kesehatan tetapi adanya kurang tahunya masyarakat soal COVID-19. Hal itu dipicu adanya pemahaman dan kepercayaan masyarakat, yang menilai COVID-19 tidak berbahaya dan tidak ada atau isu saja.

Yulianto menjelaskan, untuk meningkatkan kembali protokol kesehatan kepada masyarakat dibutuhkan peran aktif tokoh agama dan tokoh masyarakat memberi penjelasan kepada warganya. Utamanya, untuk menggiatkan kembali pemakaian masker dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan.

“Strateginya sama apapun variannya, strateginya ya masyarakat lakukan protokol kesehatan 3M. Lalu kita lakukan 3T dan vaksinasi. Yaitu sama strateginya. Meningkatnya kasus itu faktanya perilaku masyarakat dan jumlah vaksin. Semakin banyak yang divaksin, kasusnya semakin turun. Tracing dan testing. Dan yang paling penting itu ketaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan,” kata Yulianto.

Yulianto lebih lanjut menjelaskan, pihaknya sudah mengirimkan 120 tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis dan dokter umum serta perawat dan analisis kesehatan. Tenaga kesehatan yang dikirim ke Kudus itu tidak hanya bersumber dari provinsi, namun juga ada dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) serta kampus atau sekolah kesehatan di Jateng.

“Kami juga mengirimkan bantuan alat kesehatan dan obat-obatan ke Kudus. Ada ventilator, hefafilter, oksigen concentrator dan lain-lain,” pungkasnya. (Bud)