Kimia Farma Masih Tunggu Regulasi Dari Pusat Soal Vaksin Berbayar

Vaksinasi
Petugas kesehatan saat mengukur tekanan darah peserta vaksinasi.

Semarang, Idola 92,6 FM – Pengelola klinik milik Kimia Farma Citarum Kota Semarang, masih menunggu arahan dari pusat berkaitan dengan pelaksanaan vaksinasi berbayar. Padahal, sudah ada sekira 10 orang yang mendaftar vaksinasi berbayar.

Branch Manager Jateng I Kimia Farma Firdaus Sitepu mengatakan keputusan ditundanya pelaksanaan vaksinasi berbayar, menjadi kewenangan dari kantor pusat. Pihaknya hanya bisa menanti, dan kemudian menginformasikan lagi kepada masyarakat pendaftar vaksinasi berbayar. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di kantornya, kemarin.

Firdaus menjelaskan, pihaknya sudah menyiapkan sarana prasarana penunjang pelaksanaan vaksinasi berbayar tersebut. Bahkan, vaksin Sinopharm yang digunakan juga sudah tersedia dan tinggal diberikan kepada pendaftar.

Menurutnya, Kimia Farma Citarum sudah menyiapkan tenaga vaksinator dan tenaga pengamanan untuk pelaksanaan vaksinasi berbayar. Pihaknya diberikan kuota untuk melaksanakan vaksinasi berbayar, per hari 100 orang.

“Kami selalu koordinasi dengan kantor pusat, dengan direksi. Disimpulkan bahwa untuk vaksinasi mandiri berbayar sementara ini di-hold dulu. Seperti itu. Karena mungkin ada beberapa hal yang harus disiapkan terlebih dulu,” kata Firdaus.

Lebih lanjut Firdaus menjelaskan, pemerintah mematok harga vaksin berbayar sebesar Rp879.140. Rinciannya, dua kali vaksinasi dan biaya tindakan medisnya.

Sementara itu salah satu warga yang telah mendaftar, Ruth Noersanti mengaku kecewa dengan ditundanya pelaksanaan vaksinasi berbayar tersebut. Padahal, dirinya sudah menanti dan berharap mendapatkan suntikan vaksin Sinopharm.

Menurut Ruth, sebenarnya dirinya sudah mendapatkan dua kali suntikan vaksin Sinovac.

“Sangat minat sekali kalau Sinopham, karena lebih bagus. Karena Sinopham kan lebih bagus daripada yang lain-lainnya. Saya sebenarnya sudah vaksin dua kali. Saya sudah tanya pada dokter, katanya saya boleh vaksin lagi,” ucap Ruth.

Ruth berharap, vaksinasi berbayar bisa segera dilakukan dan mampu membantu keuangan pemerintah untuk penanganan pandemi COVID-19. (Bud)