Bea Cukai Jateng-DIY Setor ke APBN Sebesar Rp20,44 T

Padmoyo Tri Wikanto
Padmoyo Tri Wikanto, Kepala Kanwil Bea Cukai Jateng-DIY.

Semarang, Idola 92,6 FM – Kanwil Bea Cukai Jawa Tengah-Yogyakarta terus berupaya menggenjot penerimaan negara, guna memerkuat APBN. Sebab, APBN yang kuat dibutuhkan di masa pandemi COVID-19.

Kepala Kanwil Bea Cukai Jateng-DIY Padmoyo Tri Wikanto mengatakan pihaknya juga ikut mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui optimalisasi penerimaan negara berupa bea masuk, bea keluar dan cukai serta optimalisasi pengawasan dan penyerapan anggaran. Pernyataan itu dikatakan dalam konferensi pers yang dilakukan secara online, kemarin.

Padmoyo menjelaskan, pada semester pertama 2021 ini pihaknya telah menyetorkan penerimaan ke kas negara sebesar Rp20,44 triliun. Terdiri dari bea masuk sebesar Rp848,6 milyar, bea keluar sebesar Rp34,58 milyar dan cukai sebesar Rp19,56 triliun.

Menurutnya, meski baru 45,58 persen dari target sebesar Rp44,84 triliun namun jumlah itu mengalami pertumbuhan sebesar 17,3 persen dari tahun sebelumnya dan merupakan penerimaan tertinggi dalam lima tahun terakhir.

“Dalam upaya optimalisasi, kami juga meningkatkan pengawasan dan berhasil melakukan 567 penindakan di bidang impor dan ekspor. Nilai barang hasil penindakan mencapai Rp1,29 triliun, dan potensi kerugian negara yang berhasil diselamatkan diperkirakan mencapai Rp1,02 triliun. Pada semester satu 2021, kami juga telah memberikan fasilitas pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor terhadap barang untuk penanganan pendemi COVID-19. Barang-barang tersebut nilainya setara Rp36,55 milyar,” kata Padmoyo.

Lebih lanjut Padmoyo menjelaskan, guna mendorong PEN di semester pertama 2021 juga telah diterbitkan tujuh izin fasilitas kawasan berikat (KB) dan dua fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE). Yakni berupa penangguhan, pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor tidak dipungut atas bahan baku impor yang kemudian hasil produksinya akan diekspor.

“Fasilitas yang diberikan itu dengan tujuan untuk meningkatkan investasi, menaikkan daya saing produk dan menyerap tenaga kerja lebih banyak. Termasuk menggerakkan sektor riil dan memberikan dampak ekonomi positif lainnya di daerah,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaMengenal Deni Rachman, Pegiat Literasi dan Pemilik LawangBuku dari Bandung
Artikel selanjutnyaKimia Farma Masih Tunggu Regulasi Dari Pusat Soal Vaksin Berbayar