Mengenal Dedi Irwanto Muhammad Santun, Peneliti Sejarah “Bumi Sriwijaya”

Dedi Irwanto Muhammad Santun
Dedi Irwanto Muhammad Santun dosen di FKIP Sejarah Universitas Sriwijaya Palembang sekaligus peneliti sejarah Sumatera Selatan. (photo dok Dedi)

Palembang, Idola 92.6 FM – Keterbatasan informasi tentang sejarah Sumatera Selatan mengantarkan langkah Dedi Irwanto Muhammad Santun, dosen di FKIP Sejarah Universitas Sriwijaya Palembang menggali sejarah “Bumi Sriwijaya”.

Dedi yang juga peneliti sejarah Sumatera Selatan dan pendiri Pusat Kajian Sejarah Sumatera Selatan (Puskass) Batanghari Sembilan Institute menuturkan, kisah masa lalu merupakan bahan refleksi bagi setiap orang untuk melangkah di masa kini dan masa depan.

Pengkajian heritage rumah adat
Dedi Irwanto MS dalam acara pengkajian heritage rumah adat di Sumatera Selatan. (photo dok Dedi)

Dalam penelusurannya, rata-rata buku sejarah tentang Sumatera Selatan ditulis oleh peneliti dari daerah lain seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Pulau Jawa. Beberapa karya dari peneliti sejarah di Sumsel sangat terbatas. Padahal, Palembang berstatus kota tertua di Nusantara tapi miskin peneliti sejarah.

Membaca laporan kolonial
Dedi Irwanto MS membaca laporan kolonial tentang Sumsel di Arnas. (photo dok Dedi)

Hasil ketekunannya menggali sejarah telah dibukukan dalam beberapa buku. Di antaranya: Iliran dan Uluan: Dikotomi dan Dinamika Dalam Sejarah Kultural Palembang (2010); “Venesia dari Timur, Memaknai Produksi dan Reproduksi Simbolik Kota Palembang dari Kolonial Sampai Pascakolonial dan Ulu”(2011); dan “Oedjan Mas di Bumi Sriwijaya Bank Indonesia dan Heritage di Sumatera Selatan” (2020).

Selengkapnya, mengenal sejarah Bumi Sriwijaya di Palembang Sumatera Selatan, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Dedi Irwanto Muhammad Santun, dosen di FKIP Sejarah Universitas Sriwijaya Palembang sekaligus peneliti sejarah Sumatera Selatan. (yes/her)

Simak podcast wawancaranya: