Dinkes Jateng Belum Gelar Vaksin Anak

Vaksinasi di sekolah
Seorang siswa mengikuti kegiatan vaksinasi di sekolahnya.

Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Kesehatan Jawa Tengah masih konsentrasi menyelesaikan program vaksinasi dengan sasaran usia di atas 12 tahun, dan belum menyasar anak di bawah usia 12 tahun. Dinkes Jateng masih menunggu arahan dari Kementerian Kesehatan, berkaitan dengan program vaksinasi COVID-19 bagi anak-anak.

Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan seluruh kabupaten/kota masih diminta mengebut percepatan program vaksinasi, dengan sasaran lansia dan masyarakat dengan penyakit bawaan tertentu atau komorbid. Pernyataan itu dikatakannya saat ditemui di kantor gubernur, kemarin.

Yulianto menjelaskan, saat ini saat masih ada beberapa daerah yang belum menyelesaikan program vaksinasi dengan sasaran lansia dan komorbid. Bahkan, capaiannya belum bisa di atas 40 persen.

Menurutnya, sasaran vaksinasi untuk anak usia di bawah 12 tahun akan menunggu arahan selanjutnya dari Kementerian Kesehatan tentang bagaimana pola dan sistem pendaftarannya.

“Belumlah, belum. Nanti kita menunggu petunjuk lebih lanjut. Kita menyelesaikan yang 12 tahun ke atas. Jadi, kita konsentrasi ini dulu. Nanti kita minta dari Disdukcapil data mereka per kabupaten/kotanya punya data. Sampai saat ini kami belum,” kata Yulianto.

Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, untuk saat ini pihaknya terus berupaya mewujudkan herd immunity di Jateng sebelum akhir Desember 2021. Sehingga, seluruh kabupaten/kota se-Jateng diminta melakukan vaksinasi COVID-19 hingga mencapai 70 persen.

“Masih ada daerah yang belum 50 persen capaian vaksinasinya, dan itu yang akan terus kita dorong,” jelasnya.

Diketahui, pemerintah pusat telah memberikan izin vaksinasi terhadap anak usia antara 6-11 tahun. Namun, pelaksanaannya baru akan dimulai pada tahun ke depan khusus daerah yang telah mencapai dosis pertama lebih dari 70 persen. (Bud)

Artikel sebelumnyaTekan Kemiskinan Dengan Program Destara
Artikel selanjutnyaMengenal Dedi Irwanto Muhammad Santun, Peneliti Sejarah “Bumi Sriwijaya”