Mengenal Prof Muhajir Utomo, Penggagas Pendirian Museum Nasional Ketransmigrasian di Lampung

Prof Muhajir Utomo
Prof Muhajir Utomo penggagas pendirian Museum Nasional Ketransmigrasian di Lampung. (Photo/Kompas)

Lampung, Idola 92.6 FM – Keprihatinan akan tak ada jejak, jika tak ada yang peduli, mengantarkan Prof Muhajir Utomo menggagas pendirian Museum Nasional Ketransmigrasian di Lampung.

Ide pertama kali tercetus pada tahun 1998, saat dirinya menjadi pembicara pada seminar transmigrasi di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Jawa Tengah. Pria kelahiran Pringsewu ini mengusulkan agar museum didirikan di Desa Bagelenyang menjadi lokasi pertama transmigrasi di Indonesia.

Gayung bersambut. Pemerintah pusat menyetujui usulan pendirian museum dan membeli lahan seluas 6,3 hektar untuk pembangunan gedung museum di Desa Bagelen. Museum itu berdiri dan diresmikan pada 2004 dengan nama Museum Nasional Ketransmigrasian.

Ia bercerita orang tuanya adalah pendatang/transmigran dari pulau Jawa. Mereka datang ke Lampung pada tahun 1938. Sementara kolonisasi mulai ada sejak tahun 1905.

Hingga kini ada 274 barang sejarah transmigrasi yang tersimpan di museum, seperti alat pertanian jaman dulu, dokumen-dokumen penting, dan film-film dokumen. “Memang dokumen-dokumen tidak lengkap, karena sebagian dokumen ada di Belanda,”kata Prof Muhajir yang menamatkan pendidikan S-2 dan S-3 di University of Kentucky.

Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Prof Muhajir Utomo, Penggagas Pendirian Museum Nasional Ketransmigrasian di Lampung. (yes/her)

Simak podcast wawancaranya: