Semarang, Idola 92.6 FM – Indonesia dikenal memiliki kekayaan Naskah kuno tulisan tangan (manuskrip) yang sangat beragam. Mulai dari aksara, bahasa, bahan, hingga tradisinya. Upaya pelestarian berupa preservasi dan konservasi sedang giat dilakukan oleh berbagai lembaga maupun perorangan.

Digitalisasi merupakan salah satu upaya preservasi dengan mengalihmediakan manuskrip ke dalam format digital untuk kemudian disajikan secara daring dengan akses terbuka. 

Salah satu kegiatan digitalisasi yang tengah dilakukan yaitu melalui program Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA). Program ini bertujuan untuk mendigitalisasi naskah kuno di Asia Tenggara, khususnya terhadap manuskrip-manuskrip yang disimpan oleh masyarakat Indonesia.

Prof. Dr. Oman Fathurahman
Prof. Dr. Oman Fathurahman (Principal Investigator DREAMSEA, Pengampu NGARIKSA)/ guru besar Filologi di Fakultas Adab dan humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (photo dok Oman)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Centre for the Study of Manuscript Cultures (CSMC) University of Hamburg atas dukungan lembaga filantropis Arcadia Fund.

Sejak 2017, DREAMSEA bekerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) dan berbagai komunitas budaya telah berhasil mendigitalkan 193.646 halaman manuskrip dari 58 koleksi milik masyarakat Indonesia.

Ada 18 Bahasa Naskah Nusantara, Apa Saja? Simak videonya:

Selengkapnya mengenai upaya penyelamatan dan pelestarian naskah kuno nusantara melalui digitalisasi, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Prof. Dr. Oman Fathurahman (Principal Investigator DREAMSEA, Pengampu NGARIKSA)/ guru besar Filologi di Fakultas Adab dan humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (yes/her)

Dengarkan podcast wawancaranya: