Mengenal Voice of Baceprot (VoB), Band Metal Asal Garut

Voice of Baceprot (VoB), Band Metal Asal Garut
Band metal Voice of Baceprot (VoB) dari Garut. Mereka adalah Firda Kurnia, Widi Rahmawati, dan Euis Siti Aisyah. (photo dok Amity Asia)

Semarang, Idola 92.6 FM – Kritik sosial melalui musik menjadi kekhasan band metal asal Garut ini. Digawangi oleh tiga perempuan remaja, mereka telah mewarnai belantika musik Indonesia. Bahkan, mulai digemari kalangan pesohor hingga pejabat publik.

Mereka adalah Voice of Baceprot (VoB), band metal dari Garut Jawa Barat. VoB terdiri dari tiga remaja dari desa di pelosok Garut. Yakni, Firda Kurnia, Widi Rahmawati, dan Euis Siti Aisyah.

Dalam bermusik mereka mengangkat berbagai kritikan sosial dan mencegah “pergaulan bebas”. Secara makna, nama baceprot memiliki arti bawel atau berisik dalam bahasa Sunda.

Mereka membentuk band dengan bantuan pengasuh dan mantan guru mereka, Cep Ersa Eka Susila Satia, saat masih di Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada Februari 2014 di Desa Ciudian Garut.

Voice of Baceprot – School Revolution

Dalam perjalanannya, grup band metal ini banyak ditentang di lingkungan sekitar. Kalimat nyinyir dilontarkan, misalnya, ngapain main band, perempuan yang berhijab biasanya marawisan bukannya ngeband di atas panggung.

Namun di tengah penentangan, dalam tiga tahun terakhir, tiga remaja ini manggung dan ikut festival di sejumlah kota di Jawa Barat. Dengan kepiawian Widi bermain pada bas gitar, Firda, vokalis, sekaligus pemain gitar, dan Siti.

Di antara lagu-lagu VoB berisi kritikan sosial yang mereka bawakan termasuk The School Revolution dan The Enemy of Earth is You. “The Enemy of Earth is You” mengkritik mereka yang mencitrakan mereka benar dalam segala bidang. Orang yang mencitrakan pelindung alam tapi merusak alam.

Mengenal lebih jauh kiprah dan perjuangan merintis VoB, selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama personel VoB: Firda Kurnia, Widi Rahmawati, dan Euis Siti Aisyah. (yes/her)

Dengarkan podcast wawancaranya: