Menyongsong Sekolah Tatap Muka: Kesiapan Apa Saja yang Mesti Dipenuhi?

Sekolah Tatap Muka

Semarang, Idola 92.6 FM – Di antara kegamangan, kekhawatiran, dan harapan, pemerintah, guru, dan orangtua kini seolah dihadapkan pada tantangan menyongsong dan menyiapkan sekolah tatap muka. Pemerintah memastikan sekolah tatap muka akan dimulai pada Juli mendatang.

Rencana ini akan direalisasikan setelah guru, dosen, dan para tenaga pendidik lainnya selesai mendapat vaksinasi corona. Ditargetkan pemberian vaksin Covid-19 kepada pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 5,5 juta dapat rampung pada akhir Juni 2021.

Namun, di satu sisi, masih ada kekhawatiran atas ancaman Covid-19, terlebih saat ini muncul mutasi virus corona yang lebih cepat menular—meskipun kita ketahui program vaksinasi tengah berjalan.

Pendidikan dengan tatap muka dipilih, salah satunya dengan pertimbangan, pola Pembelajaran Jarak Jauh kian berat akibat kejenuhan guru, murid, dan orangtua serta tidak adanya kejelasan arah pendidikan selama pandemi.

Merespons rencana pemerintah, Koordinator Nasional Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim menyebut, target bisa kembali melaksanakan Pendidikan Tatap Muka merupakan hal yang sulit. Hal ini berdasarkan program vaksinasi yang agak terlambat. Keterlambatan vaksinasi terjadi di sejumlah daerah Indonesia misalnya di Jakarta, Sulawesi Selatan dan Batam. Sehingga, ia kembali mempertanyakan kesiapan untuk bisa memenuhi target tersebut.

Di sisi lain, orangtua, terutama di kota-kota besar, juga masih khawatir anak-anaknya melakukan kegiatan belajar-mengajar secara langsung. Sebab para peserta didik rentan tertular, karena hingga saat ini belum semua mendapatkan vaksin Covid-19.

Lantas, menyongsong Sekolah Tatap Muka pada Juli mendatang, kesiapan apa saja yang mesti dipenuhi dan disiapkan sejak sekarang? Di antara kekhawatiran masih adanya ancaman virus corona dan varian baru corona, bagaimana pemerintah memastikan agar orangtua nantinya tak lagi khawatir dan waswas melepas anaknya pergi ke sekolah?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Iman Haeri (Kepala Bidang Advokasi P2G (Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G)); Fahriza Marta Tanjung (Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)); H. Wihaji (Bupati Batang Jawa Tengah); dan Prof Budi Haryanto (Epidemiolog Lingkungan Universitas Indonesia/ Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)). (her/andi odang)

Dengarkan podcast diskusinya: