Ngobrol Seputar Kontroversi Roket SpaceX Elon Musk dan Kisah Penerbangan Internasional di Biak bersama Arkeolog Hari Suroto

Hari Suroto
Hari Suroto, arkeolog dari Balai Arkeologi Papua.

Semarang, Idola 92.6 FM – Pemerintah Indonesia menawarkan Pulau Biak, Papua, kepada CEO Tesla Elon Musk agar dimanfaatkan sebagai landasan peluncuran roket SpaceX. Kenyataannya, penawaran yang dilakukan pemerintah memicu kegeraman masyarakat Papua.

Hal itu dianggap berdampak negatif dan bisa menghancurkan ekosistem di Pulau Biak, serta membuat warga setempat bakal meninggalkan kampung halaman. Selama ini, kita mengenal bandara yang melayani penumpang dan kargo.

“Dengan usulan pemerintah ini, Indonesia akan memiliki bandara antariksa internasional pertama di Biak, Papua,” kata Hari Suroto, arkeolog dari Balai Arkeologi Papua.

Jadi, apa itu bandara antariksa? Bandara antariksa berbeda dengan bandara pada umumnya, bandara antariksa disebut juga pelabuhan antariksa atau kosmodrom adalah pusat peluncuran wahana antariksa.

Diketahui, tidak semua negara di dunia memiliki bandara antariksa. Bandara antariksa yang terkenal di dunia yaitu Kennedy Space Center (KSC), AS. Iran memiliki Qassed di Gurun Markazi. Jepang mempunyai Bandara Oita. Cina memiliki Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di tengah Gurun Gobi. Cina juga memiliki Eastern Aerospace Port (EAP), pelabuhan antariksa terapung , dibangun di lepas pantai Kota Haiyang, Provinsi Shandong. Pelabuhan antariksa ini digunakan untuk meluncurkan roket dari Samudera Pasifik. Perancis memiliki pusat peluncuran ruang angkasa Kourou, Guyana Perancis.

Kemudian, Brasil memiliki pusat peluncuran ruang angkasa Alcantara, wilayah timur laut Brasil. India memiliki Pusat Peluncuran Satish Dhawan di Sriharikota. Australia memiliki bandara antariksa di Pulau Christmas, Samudera Hindia.

Hari mengungkapkan, Kampung Soukobye, Distrik Biak Utara, Kabupaten Biak Numfor posisinya berada sekitar 1 derajat Lintang Selatan dan berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik, sehingga dinilai aman untuk dijadikan sebagai lokasi peluncuran satelit.

“Seperti diketahui lokasi Biak yang dekat ekuator, dinilai sangat efisien dan murah dalam meluncurkan satelit karena tidak perlu ada manuver untuk mengubah orbitnya,” ujarnya.

Bandara antariksa yang rencananya akan dibangun di Biak ini, selain untuk meluncurkan satelit atau melakukan perjalanan ke ruang angkasa untuk eksperimen ilmiah, berpotensi juga sebagai destinasi wisata ruang angkasa yaitu menerbangkan orang ke luar angkasa untuk tujuan rekreasi.

Beberapa masa yang akan datang mungkin pariwisata luar angkasa sudah menjadi hal yang umum karena kemajuan teknologi. Perjalanan ke ruang angkasa ini menawarkan kesempatan bagi orang untuk mengalami efek ruang dan meninggalkan atmosfer Bumi. Beberapa orang mampu membayar untuk menjadi turis antariksa. Tentu saja dengan harga paket perjalanan yang mahal.

“Posisi strategis Biak, Papua yang berada di Samudera Pasifik dan berlokasi di ekuator menjadikan Biak dipilih sebagai lokasi bandara antariksa,” jelasnya.