Perajin Batik Kendal Gunakan Lumpur Sebagai Pewarna Alam

Wagub Taj Yasin Maimoen
Wagub Taj Yasin Maimoen melihat proses pembuatan batik yang menggunakan lumpur sebagai pewarna alam.

Semarang, Idola 92,6 FM – Salah satu UKM batik yang ada di Kabupaten Kendal, menggunakan lumpur sebagai bahan pewarna alam dalam proses membatik. Bahkan, warna lumpur menjadi ciri khas dan menarik pembeli.

Wagub Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengaku terkejut sekaligus kagum, karena batik menggunakan lumpur sebagai pewarna alam. Pernyataan itu dikatakan saat melakukan peninjauan ke sentra UKM batik di Kecamatan Patebon Kendal, kemarin.

Gus Yasin menjelaskan, Batik Widji Astuti memiliki ciri khas yang unik dan bisa dikembangkan sebagai potensi kekayaan alam sekaligus mengenalkan kepada wisatawan tentang batik. Sebab, pewarna yang digunakan adalah tanah liat atau lumpur dari areal persawahan.

Menurut Gus Yasin, ide menggunakan lumpur sebagai pewarna alam patut dikembangkan lebih lanjut untuk proses pembuatan batik berikutnya.

“Jadi, warna lumpur ini ternyata terinspirasi dari orang tuanya. Ketika orang tuanya ke ladang dan pulang membawa celana kolor yang kotor lumpur. Tapi kok warnanya nempel berhari-hari ya. Artinya, ada unsur warnanya dari lumpur itu. Akhirnya diambil lumpur itu. Artinya, lumpur ini unsur yang aman dan ramah lingkungan serta perlu dikembangkan. Ini menarik sekali,” kata Gus Yasin.

Lebih lanjut Gus Yasin meminta kepada para perajin batik yang masih menggunakan pewarna buatan, untuk membuat sistem Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) mandiri. Tujuannya, agar tidak membuang air bekas pewarna batik sintetis atau buatan langsung ke sungai dan mencemari lingkungan.

“Kalau pakai pewarna buatan jangan langsung dibuang ke sungai, tapi kalau yg pewarna alam tidak masalah. Karena membuang limbah pewarna batik sintetis ke sungai itu menimbulkan dampak yang berbahaya bagi lingkungan sekitar,” pungkasnya.

Gus Yasin Minta ASN Pemprov Membiasakan Pakai Batik

Wagub Taj Yasin Maimoen
Wagub Taj Yasin Maimoen melihat hasil batik di sentra batik Patebon Kendal.

Pemprov Jawa Tengah membiasakan para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemprov, untuk selalu mengenakan pakaian batik pada momen-momen tertentu. Tujuannya, selain menggelorakan cinta batik juga untuk meningkatkan kesejahteraan perajin batik di Jateng.

Wagub Taj Yasin Maimoen mengatakan ajakan mengenakan batik bagi ASN di lingkungan Pemprov Jateng itu, sebagai bagian dari dukungan terhadap budaya Indonesia. Pernyataan itu dikatakan saat membuka Hari Batik Nasional secara virtual yang diselenggarakan Unesco-Citi Indonesia, kemarin.

Gus Yasin menjelaskan, batik sebagai warisan budaya Indonesia sudah diakui Unesco sebagai warisan budaya tak benda. Sehingga, memakai batik saat bekerja maupun menghadiri suatu acara akan memberikan kebanggaan tersendiri bagi diri sendiri maupun orang lain yang melihatnya.

Menurutnya, dengan memakai batik juga mampu mengenalkan filosofi yang terdapat pada corak batik tersebut.

“Sebagai orang Jawa Tengah, tentu kami mendorong betul apa itu yang disebut batik. Kita mendorong untuk memakai batik. Dan kami di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah setiap hari Selasa, kita ajak kawan-kawan pemerintah kita wajibkan untuk memakai batik lurik. Di hari Rabu kita ajak memakai batik, dan di hari Kamis memakai baju adat. Pakaian adatnya dimodifikasi, dan kebanyakan mereka memakai kain-kain batik,” kata Gus Yasin.

Lebih lanjut Gus Yasin menjelaskan, saat ini batik sudah memiliki pasar yang bagus di tingkat nasional maupun internasional. Pasar batik saat ini perlu ditingkatkan dan diperluas, agar anak-anak muda atau generasi muda juga gemar memakai batik.

“Memakai batik juga secara langsung bangga dan cinta buatan dalam negeri. Memakai batik juga memberikan rasa bangga, karena batik Indonesia sudah diakui dunia,” pungkasnya. (Bud)