PGN dan KAI Uji Dinamis KA Berbahan LNG

Penumpang trayek Jakarta-Surabaya
PGN dan KAI saat meninjau pengujian dinamis teknologi LNG kereta penumpang trayek Jakarta-Surabaya.

Semarang, Idola 92,6 FM – PGN bersama KAI melakukan uji dinamis teknologi LNG sebagai bahan bakar pada satu kereta yang akan dipakai untuk melayani penumpang trayek Jakarta-Surabaya. Uji dinamis merupakan salah satu rangkaian dari pilot project,guna mengurangi penggunaan solar bersubsidi.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan mengatakan sinergi BUMN pada konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar LNG, menggunakan sistem Diesel Dual Fuel (DDF). Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.

Heru menjelaskan, kereta yang awalnya berbahan bakar solar menjadi beroperasi dengan campuran dua bahan bakar atau hibrid. Gas digunakan sebagai bahan bakar utama, sedangkan solar sebagai pemantik api dan membantu dalam lubrikasi serta pendingin ruang bakar.

Menurutnya, sebelum dilaksanakannya uji dinamis juga telah dilaksanakan uji statis pada kereta pembangkit saat mesin dalam keadaan diam. Hasil dari uji statis menunjukkan, ada efisiensi kinerja mesin yang lebih baik jika dibandingkan menggunakan bahan bakar solar.

“Keberhasilan uji coba statis akan didukung dengan pelaksanaan uji coba dinamis, di mana operasional mesin dites pada kondisi yang sebenarnya. Tujuannya, untuk mengkofirmasi hasil dari uji statis dan menguji ketahanan system DDF di kondisi operasional,” kata Heru.

Lebih lanjut Heru menjey, manfaat bahan bakar LNG pada kereta api yang akan dirasakan di antaranya efisiensi biaya bahan bakar dan biaya pemeliharaan mesin gas serta potensi pemanfaatan lahan stasiun milik KAI untuk pemanfaatan energi ramah lingkungan (green energy).

“Penggunaan bahan bakar LNG diharapkan bisa merealisasikan efisiensi biaya, dan menunjang operasional serta memberikan manfaat bagi masyarakat pengguna transportasi. Semoga bisa berkelanjutan, dan masuk ke tahapan implementasi serta bermanfaat bagi keduabelah pihak serta masyarakat,” jelasnya.

Diketahui, saat ini PGN telah mengidentifikasi empat titik serah dalam pengangkutan LNG ke daerah di Pulau Jawa bagian selatan. Isotank LNG yang akan dipakai berukuran 20 feet, bersumber dari Surabaya (Teluk Lamong). (Bud)