BI Jateng Sebut 2023 Tulang Punggung Ekonomi Jateng Masih Ditopang Sektor Industri Pengolahan

Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Firdauz Muttaqin
Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Firdauz Muttaqin saat memberikan apresiasi kepada mitra Bank Indonesia selama 2022 dalam upaya menggerakkan ekonomi selama pandemi.

Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah menyebut, ekonomi tahun depan masih disokong industri pengolahan makanan minuman sebagai tulang punggung. Diyakini, ekonomi tahun depan untuk di wilayah Jateng masih dianggap bagus.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Firdauz Muttaqin mengatakan di tengah situasi pandemi saat ini, ekonomi provinsi ini diyakini mampu tumbuh tinggi. Bahkan, akan terus berlanjut pertumbuhan ekonomi Jateng pada tahun depan. Pernyataan itu dikatakan di sela Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Jateng yang diadakan di Hotel Gumaya Semarang, Rabu 30/11).

Firdauz mencatat, pertumbuhan ekonomi Jateng selama 2022 rerata mencapai 5,36 persen dan mengindikasikan jika pemulihan ekonomi di provinsi ini terus berlanjut yang didukung pelaksanaan program vaksinasi dan implementasi berbagai program stimulus.

Firdauz menjelaskan, motor penggerak ekonomi Jateng didukung tingkat konsumsi rumah tangga dan investasi serta ekspor yang tumbuh positif.

Menurutnya, kinerja konsumsi rumah tangga tetap kuat di tengah kenaikan harga BBM. Hal itu ditunjang program yang digulirkan Kantor Perwakilan BI Jateng bersama pemprov untuk masyarakat.

“Sektor industri pengolahan makanan minuman di Jawa Tengah ini masih jadi tulang punggung perekonomian di tahun depan. Sebab, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih terus tumbuh di tahun depan. Selain itu juga ada sektor lain yang juga masih tumbuh positif, di antaranya adalah sektor transportasi,” kata Firdauz.

Lebih lanjut Firdauz menjelaskan, pada tahun mendatang diproyeksikan mampu tumbuh di kisaran 4,9-5,7 persen dengan inflasi yang diperkirakan masih tinggi di atas target sasaran nasional sebesar 3 persen plus minus satu persen. Hal itu karena masih dihadapkan terhadap ketidakpastian ekonomi global, dan kondisi geopolitik dunia yang belum stabil.

“Kami perkirakan sumber pertumbuhan ekonomi 2023 di Jawa Tengah lebih didorong karena permintaan domestik. Jawa Tengah punya potensi dan modal perekonomian yang besar dari sisi domestik,” pungkasnya. (Bud)