Semarang โ Sejumlah kebijakan makroprudensial yang di keluarkan Bank Indonesia mampu menjaga stabilitas keuangan di tengah pandemi. Hal ini terlihat dari kembali meningkatnya penyaluranย kredit perbankkan.
Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia – Agus Fadjar Setiawan mengatakan, sejumlah kebijakan makroprudensial yang dikeluarkan Bank Indonesia diantaranya pelonggaran Rasioย Loan To Valueย (LTV) Untuk Kredit Properti, Rasioย Financing to Valueย (FTV) untuk pembiayaan properti, dan Uang Muka untuk Kredit atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor. Kebijakan ini didukung dengan kebijakan seperti pelonggaran pajak dan restrukturisasi kredit untuk memberika ruang masyarakat dan dunia usaha untuk pulih.
โDengan kebijakan itu kita tahu sekarang kredit bertumbuh, dan kita harapkan kebijakan makroprudensial kita yang akomodatifย yang mendorong intermedias, kredit ย bisa tetap tumbuh stabil dengan memperhatikan prinsip kehati โ hatian tentunya,โ ungkapnya
Selain itu kata Agus, peningkatan rasio pembiayaan UMK oleh perbankkan menjadi 30 persen tahun 2024, akan mempercepat pemulihan ekonomi yang terpuruk akibat pendemi virus corona. Hal ini mengingat UMKM merupakan salah satu sektor yang menopang pertumbuhan roda perekonomian di Indonesia.
Ketentuan itu merupakanย peraturan Bank Indonesia (PBI) terkait Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) UMKM.ย Sebelumnya ketentuan Bank di wajibkan untuk menyalurkan 20 persen pembiayaannya kepada UMKM.
โSecara industry ketentuan 20 persen sudah terpenuhi. Tapi ini perlu ditingkatkan karena UMKM merupakan lini bisnis yang perannnya sangat besar untuk perekonomian,โ ungkapnya
Sebagai upayaย ย untuk mendorong perbankkan mencapai target pembiayaan UMKM sebesar 30 persen, Bank Indonesia akan mempermudah outlet pembiayaan. Hal ini karena setiap bank memiliki model pendekatan yang berbeda โ beda dalam pemberian pembiayaan.
โMisalnya dengan membeli surat berharga, kerjasama dengan lembaga khusus UMK dan pembiayaan langsung. Dengan ketentuan ini maka UMKM dapat dibiayaan dengan bank, Perorangan deengan penghasilan rendah bisa mendapatkan penbiayaan kodal sehingga bisa berkembang, โKata Agus
Selain itu kata Agus, Bank ย Indonesia juga akan memberikan insentif kepada Bank yang memebrikan kredit kepada 38 sektor prioritas yang terdampak pandemi. Beberapa sektor prioritas itu diantaranyaย ย hortikultura, tanaman perkebunan, pertambangan bijih logam, industri makanan dan minuman, industri kimia farmasi, serta kehutanan dan penebangan kayu.
โBank yang memberikan pembiayaan untuk sktor prioritas akan diberi insentif berupa pelonggaran atas kewajiban pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah rata-rata sampai dengan sebesar 1%,โ ungkapnya (tim)