Lestarikan Batik Lasem, BI Jateng Luncurkan Program KABARI

Kepala KPw BI Jateng
Kepala KPw BI Jateng Rahmat Dwisaputra saat meluncurkan program KABARI untuk pelaku UMKM batik Lasem di Mal Paragon, kemarin.

Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah menaruh perhatian serius, terhadap eksistensi dari kain batik asal Lasem di Kabupaten Rembang dengan meluncurkan Program Kartini Bangun Negeri atau KABARI. Sebab, saat ini pebatik asal Lasem sudah mulai menua dan harus ada regenerasi dari kalangan muda atau milenial.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan program KABARI merupakan kelanjutan dan bagian dari program Kartini Mengajar, yang sudah dilakukan sejak 2018 kemarin. Khusus tahun ini, program Kabari menyasar pebatik Lasem yang sudah masuk usia senja dan harus ada penerusnya. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui usai peluncuran program KABARI di puncak Gebyar Kartini Mengajar di Mal Paragon Semarang, kemarin.

Rahmat menjelaskan, program KABARI bekerja sama dengan sejumlah desainer ternama nasional dan industri batik terkenal untuk mengajarkan membatik bagi kalangan milenial.

Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan wujud kepedulian Bank Indonesia terhadap pemberdayaan wanita di era globalisasi supaya terus tumbuh dan tangguh menghadapi dinamika perubahan zaman.

“Kebetulan juga Rembang itu dekat Lasem, di mana banyak pembatiknya sudah senior sudah sepuh. Kami sebagai penggerak UMKM, merasa harus ada regenerasi pembatiknya jangan sampai sudah sepuh dan meninggal tidak ada pengganti,” kata Rahmat.

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, program KABARI memodifikasi konsep pendampingan yang membawa semangat bagi ekosistem kreatif.

Sementara itu Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan, program KABARI juga bisa dilakukan tidak hanya di Kabupaten Rembang saja tapi juga Kota Semarang. Sebab, persoalan pemberdayaan UMKM dengan pelaku perempuan cukup kompleks dan membutuhkan perhatian semua pihak.

“Di Kota Semarang ini masih ada kaum perempuan, yang belum bisa bekerja atau mengatakan kalau sedang, sehingga disarankan. Dengan ada KABARI ini, bagaimana nanti di Kota Semarang atau daerah-daerah yang kepala daerahnya perempuan itu juga dilibatkan. Karena, pastinya juga akan bisa lebih mendorong untuk perempuan-perempuan bisa lebih berdaya lagi,” ujar Hevearita.

Hevearita berharap, perempuan yang menjadi pelaku UMKM bisa terus bergerak dan bersama membangun daerahnya masing-masing. (Bud)