Lewat Sistem Pembayaran Elektronik, BI Jateng Optimistis Ekonomi Bisa Tumbuh

Rahmat Dwisaputra
Rahmat Dwisaputra, Kepala KPw BI Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah ekonomi saat ini sudah mulai bergerak terjadi kenaikan, dan telah dirasakan sejak tahun kemarin. Hal itu didukung dari menggeliatnya daya beli masyarakat, dan sektor produsen juga mulai berproduksi.

Kepala KPw BI Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan pertumbuhan pada triwulan IV 2021 menunjukkan, bahwa ekonomi provinsi ini naik 3,32 persen dibandingkan 2020 kemarin yang terjadi kontraksi -2;65 persen. Perbaikan ekonomi Jateng pada 2021 kemarin, didorong dari peningkatan permintaan domesti dan global. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di kantornya, Rabu (16/2).

Rahmat menjelaskan, pada tahun ini pemulihan ekonomi Jateng diperkirakan akan terus berlanjut karena didukung dari upaya pengendalian pandemi COVID-19 yang dilakukan pemerintah. Sehingga, produktivitas sektor-sektor utama di Jateng akan terdorong dan memacu pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, untuk memicu pertumbuhan ekonomi itu diperlukan adanya adaptasi kebiasaan baru dari masyarakat dalam bertransaksi ekonomi. Salah satunya, penggunaan pembayaran transaksi secara elektronik atau online.

“Makanya BI gencar ada QRIS dan ada BI Fast, di mana semuanya itu untuk mendorong supaya penggunaan uang kartal itu berkurang. Karena katanya salah satu itu (penularan), lewat uang juga bisa. Bahkan UMKM kita on boarding kan supaya mereka go digital. Makanya salah satu konsumsi masyarakat yang tumbuh, karena UMKM beralih dari yang tradisional face to face jadinya online. Sistem pembayarannya kita digitalkan, agar aktivitas ekonomi jangan terlalu terdampak dari pandemi ini,” kata Rahmat.

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, dari hasil survei yang dilakukan pihaknya terhadap 700 responden di Jateng juga meyakini jika perekonomian akan terus meningkat. Peningkatan dari keyakinan konsumen itu, didorong dari kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi ekonomi ke depan yang lebih baik.

“Peningkatan keyakinan masyarakat berpengaruh pada Indeks Kondisi Ekonomi saat ini, yakni berada pada level optimis. Itu semua dipengaruhi peningkatan persepsi konsumen terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja,” pungkasnya. (Bud)