Nilai Tukar Petani di Juni 2022 Alami Kenaikan Tipis

Ganjar Pranowo
Gubernur Ganjar Pranowo saat memberi arahan kepada penyuluh pertanian di Klaten.

Semarang, Idola 92,6 FM – BPS Jawa Tengah melihat nilai usaha pertanian di provinsi ini, mengalami kenaikan tipis sebesar 1,31 persen dari bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut disebabkan kenaikan indeks harga diterima petani sebesar 2,14 persen, lebih cepat dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,81 persen.

Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana mengatakan nilai tukar petani di Juni 2022 terjadi kenaikan 1,31 persen dari 101,96 menjadi 103,30. Kondisi tersebut dipandang cukup baik bagi para petani, yang bisa menikmati sedikit kelebihan dari harga produksinya. Pernyataan itu dikatakan melalui kanal YouTube BPS Jateng, kemarin.

Adhi menjelaskan, kenaikan nilai tukar petani dinikmati sektor tanaman holtikultura dan juga peternakan. Termasuk menjelang Idul Adha, biasanya harga ternak untuk sapi potong dan kambing atau sebagainya mengalami kenaikan.

Menurutnya, untuk komoditas pertanian yang mengalami kenaikan harga di antaranya adalah bawang merah dan cabai merah serta ketela pohon.

“Artinya petani sedikit lebih sejahtera, walaupun kondisi petani kalau dilihat sering ditanyakan katanya nilai tukar petani kita tinggi mengapa kantong kemiskinan juga di pertanian. Karena ternyata, petani di Jawa Tengah sebagian besar adalah petani gurem. Artinya, kebutuhan hasil pertaniannya hanya digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Sehingga, mengakibatkan petani banyak yang miskin walaupun pada bulan Juni 2022 ini menikmati sedikit keuntungan,” kata Adhi.

Lebih lanjut Adhi menjelaskan, apabila dilihat dari potret per subsektor ada beberapa yang mengalami penurunan nilai tukar petani. Yaitu di sektor tanaman pangan, perkebunan dan juga di sektor perikanan. Baik nelayan maupun budidaya ikan.

“Yang mengalami penurunan harga itu ada jagung, kentang, pisang, kopi, jahe dan gabah,” pungkasnya. (Bud)