PGN dan PPT Energy Trading Akselerasi Komersialisasi LNG Menuju Net Zero Emmision 2060

PGN dan PPT Energy Trading
Kerja sama antara PGN dengan PPT Energy Trading resmi dilakukan.

Semarang, Idola 92,6 FM – Dalam rangka pengembangan bisnis Liquefied Natural Gas (LNG) sebagai bagian dari energi transisi menuju energi baru dan terbarukan (EBT), PGN menjajaki kerja sama dengan perusahaan energi joint venture antara Jepang dan Indonesia PPT Energy Trading.

Kesepakatan tersebut ditandatangani Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan dan President Director PPT Energy Trading Agus Witjaksono.

CEO Subholding Gas Pertamina PGN Haryo Yunianto mengatakan melalui kolaborasi tersebut, PGN dan PPT Energy Trading akan mengembangkan bisnis LNG lewat new renewable energy dan energi transisi.

Dengan pengalaman PPT Energy Trading lebih dari 50 tahun, PGN berharap sinergi dapat berjalan dengan baik ke depannya. Sehingga, dapat menyokong kebutuhan dan pemanfaatan LNG sebagai energi transisi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060.

Haryo menjelaskan, PGN memiliki peluang yang besar untuk memasuki pasar gas bumi internasional melalui pemanfaatan moda non pipa yaitu LNG.

Saat ini kebutuhan LNG dunia, khususnya regional Asia Pasific pada 2022 ini mencapai 273 mmtpa. Kebutuhan itu akan terus tumbuh 2.8 persen per tahun hingga 2050 sebesar 585 mmtpa.

Menurutnya, kondisi geopolitik dan upaya menuju energi bersih secara global membuat nilai bisnis LNG semakin menarik.

“Peluang LNG PGN untuk masuk ke dalam pasar internasional sangat terbuka lebar, utamanya melihat dari sisi cadangan gas bumi dan permintaan LNG di pasar internasional. Maka untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, pengembangan moda non pipa untuk distribusi LNG adalah keharusan. Untuk itu kolaborasi dengan berbagai pihak sangat penting dilakukan,” kata Haryo.

Lebih lanjut Haryo berharap, kerja sama dengan PPT Energy Trading dapat memberikan peluang bagi perwira PGN untuk menerima pertukaran pengetahuan terkait bisnis trading LNG di pasar internasional.

“Kesepahaman ini akan menjadi dasar untuk penjajakan potensi bisnis dalam rangka pengembangan bisnis dan niaga gas bumi, LNG sebagai energi transisi menuju energi baru dan terbarukan,” pungkasnya. (Bud)