Bagaimana Perguruan Tinggi Indonesia Mengambil Manfaat Secara Optimal pada Program Higher Education Partnership Initiative (HEPI)?

Mission Director, USAID Indonesia Jeff Cohen (kanan) dan Koordinator Penjaminan Mutu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia Kevin Marbun (kiri) (Photo/Istimewa)

Semarang, Idola 92.6 FM – Kerja sama perguruan tinggi Indonesia dengan berbagai perguruan tinggi luar negeri terus diperkuat untuk meningkatkan mutu lembaga dan lulusan. Kemitraan perguruan tinggi lintas negara ini diharapkan dapat mendukung kontribusi pendidikan tinggi untuk mengatasi beragam tantangan dunia saat ini.

Lewat program Higher Education Partnership Initiative (HEPI) yang didanai USAID, dan dilaksanakan oleh Arizona State University, perguruan tinggi Indonesia didukung untuk mengembangkan masa depan Indonesia di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).

Koordinator Penjaminan Mutu Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kevin Marbun mengatakan: universitas memainkan peran penting dalam membina generasi profesional STEM masa depan. Program USAID HEPI dengan mengadopsi model komunitas praktik berdedikasi untuk membina kemitraan dan jalur STEM. Hal ini melibatkan institusi pendidikan tinggi Amerika Serikat dengan tiga universitas mentor utama di Indonesia, 16 universitas afiliasi, dan sepuluh mitra industri.

Lalu, merefleksi kondisi terkini di Perguruan Tinggi Indonesia, maka bagaimana kita dapat mengambil manfaat secara optimal pada program Higher Education Partnership Initiative (HEPI)?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber Prof Cecep Darmawan (Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung/ pengamat kebijakan pendidikan) dan Prof Akhmad Fauzi (Rektor UPN Veteran Jawa Timur). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Artikel sebelumnyaYuk Yang Mau Daftar, Bawaslu Jateng Bakal Rekrut Pengawas TPS
Artikel selanjutnyaBelajar dari Banjir Bandang di Humbang Hasundutan Sumut: Alam, Seperti Memberi Early Warning System, Maka, Bagaimana Kita Mesti Merespons?