Beras Sumbang Inflasi di Jateng Pada September 2023 Sebesar 0,35 Persen

Karung berisi beras
Pekerja saat menata tumpukan karung berisi beras.

Semarang, Idola 92,6 FM-BPS Jawa Tengah mencatat, komoditas beras memberikan andil terjadinya inflasi di provinsi ini pada September 2023 sebesar 0,35 persen.

Tercatat, inflasi Jateng pada September 2023 sebesar 0,41 persen.

Kepala BPS Jateng Dadang Hardiwan mengatakan dua kota di provinsi ini, tercatat mengalami inflasi paling tinggi dibanding wilayah lain. Yakni Kota Semarang dan Kota Surakarta, masing-masing sebesar 0,42 persen. Hal itu disampaikan melalui siaran pers secara daring, Senin (2/10) kemarin.

Dadang menjelaskan, selain beras komoditas lain penyumbang inflasi Jateng di antaranya adalah gula pasir sumbangannya sebesar 0,01 persen dan diikuti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax Series.

Menurut Dadang, inflasi pada September 2023 sebesar 0,41 persen lebih rendah dibanding September 2022 yang tercatat sebesar 1,19 persen.

Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender September 2023 sebesar 1,99 persen, lebih rendah dibanding tingkat inflasi tahun kalender September 2022 sebesar 5,11 persen.

“Tingkat inflasi tahun ke tahun September 2023 terhadap September 2022 sebesar 2,49 persen, lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi tahun ke tahun September 2022 terhadap September 2021 sebesar 6,40 persen. Pada September 2023, semua ibukota di Pulau Jawa mengalami inflasi, dan inflasi tertinggi di Kota Semarang
sebesar 0,42 persen diikuti Kota Surabaya sebesar 0,36 persen,” kata Dadang.

Lebih lanjut Dadang menjelaskan, meskipun terjadi inflasi karena beras tapi ada juga Komoditas penahan laju inflasi pada September 2023.

Yakni penurunan harga komoditas telur ayam ras, cabai merah, bawang merah, daging ayam ras dan cabai rawit.

“Telur ayam ras turun sebesar -0,06 persen, cabai merah, bawang merah dan daging ayam ras masing-masing sebesar -0,03 persen dan cabai rawit sebesar -0,01 persen,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaOJK Bakal Buka Museum di Kantor dan Bisa Dikunjungi Masyarakat Umum
Artikel selanjutnyaApa Alasan Di Balik Kecenderungan Pemda & Instansi Lain Lebih Memilih Membeli Barang Impor?