BI dan Pemprov Jateng Siapkan 7 Langkah Antisipasi Inflasi Saat Ramadan

Antisipasi Inflasi Saat Ramadan
Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra (dua dari kirim) menjelaskan strategi khusus menghadapi Ramadan dan Lebaran dalam pengendalian harga.

Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah bersama Pemprov Jateng menyiapkan tujuh langkah strategis, dalam rangka antisipasi laju inflasi pada saat Ramadan.

Tujuannya, untuk bisa mengendalikan harga selama bulan puasa di wilayah Jateng.

Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan menjelang Ramadan hingga Lebaran nanti, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jateng menggelar rapat teknis untuk merumuskan rencana aksi pengendalian harga. Pernyataan itu dikatakan diacara capacity building bersama wartawan ekonomi di Kota Salatiga, Jumat (10/3).

Rahmat menjelaskan, inflasi masih membayangi menjelang Ramadan dan hingga Idul Fitri.

Oleh karena itu, TPID Jateng telah merumuskan tujuh langkah strategis dalam pengendalian harga dan menjaga inflasi saat dan selama Ramadan.

Menurut Rahmat, salah satu langkah strategis yang akan dilakukan adalah operasi pasar atau pasar murah selama Ramadan hingga menjelang Lebaran.

“Kita fasilitasi distribusi pangan melalui subsidi biaya transportasi serta pasar murah sembako melalui gerakan pasar murah. Termasuk optimalisasi pelaksanaan SPHP beras di 35 kabupaten/kota,” kata Rahmat.

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, pemprov juga telah menggerakkan BUMD untuk turut serta dalam persiapan menghadapi situasi di menjelang Ramadan dan Idul Fitri.

BUMD diminta untuk mendata dan bergerak saat terjadi pergerakan harga di atas harga kewajaran.

“Semua siaga sampai dengan Lebaran nanti terkait pergerakan harga dan inflasi,” jelasnya.

Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng mencatat inflasi pada Februari 2023 mencapai 0,29 persen.

Inflasi dipicu kenaikan harga di seluruh indeks kelompok pengeluaran.

Kelompok makanan, minuman dan tembakau memberi kontribusi terbesar inflasi mencapai 0,73 persen.

Adapun sejumlah komoditas yang memicu terjadinya inflasi antara lain kenaikan harga beras, rokok, serta bawang merah dan bawang putih. (Bud)