Biaya Masuk Sekolah Baru Dongkrak Inflasi di Jateng

Guru sedang mengajar siswa di kelas.
Guru sedang mengajar siswa di kelas.

Semarang, Idola 92,6 FM – Tahun ajaran baru 2023/2024, ternyata memberi andil terhadap laju inflasi di Jawa Tengah pada Juli 2023.

BPS Jateng mencatat, inflasi provinsi ini pada Juli 2023 sebesar 0,20 persen paling besar disumbang dari sektor pengeluaran pendidikan.

Kepala BPS Jateng Dadang Hardiwan mengatakan dari enam kota yang dilakukan survei, semuanya mengalami Inflasi dan tertinggi adalah Kota Surakarta sebesar 0,31 persen dan terendah adalah Kabupaten Cilacap sebesar 0,02 persen. Hal itu dikatakan secara virtual, kemarin.

Dadang menjelaskan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

Kelompok pengeluaran yang paling besar adalah sektor pendidikan, mencapai satu persen dan penyumbang terbesar terjadinya inflasi di Jateng pada Juli 2023.

Menurut Dadang, sektor pengeluaran lainnya yang menyumbang inflasi adalah kelompok transportasi sebesar 0,51 persen dan kelompok makanan-minuman dan tembakau sebesar 0,28 persen.

“Penyumbang inflasi lainnya di Jawa Tengah adalah kenaikan harga angkutan udara, bawang putih, daging ayam ras, telur ayam ras dan cabai merah. Sedangkan penahan laju inflasi
adalah penurunan harga bawang merah, cabai rawit, jeruk, tomat dan telepon
seluler,” kata Dadang.

Lebih lanjut Dadang menjelaskan, inflasi yang terjadi pada Juli 2023 sebesar 0,20 persen itu lebih rendah dibandingkan Juli 2022 sebesar 0,51 persen.

Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender Juli 2023 sebesar 1,54 persen, lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi tahun kalender Juli 2022 sebesar 4,28
persen.

“Pada Juli 2023, semua ibukota di Pulau Jawa mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Yogyakarta sebesar 0,28 persen, dan paling rendah di Kota Serang sebesar 0,04 persen,” tandasnya. (Bud)