BPS Catat Harga Gabah Tertinggi di Tingkat Petani Sebesar Rp8.600 per Kilogram

Dadang Hardiwan
Dadang Hardiwan, Kepala BPS Jateng.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM-BPS Jawa Tengah melakukan survei harga produsen gabah pada November 2023 kemarin, di 28 kabupaten di provinsi ini.

Tercatat, ada 166 observasi transaksi penjualan gabah yang dilakukan survei.

Kepala BPS Jateng Dadang Hardiwan mengatakan dari sejumlah observasi
yang dicatat, komposisi jumlah observasi transaksi penjualan gabah November 2923 didominasi kelompok Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 62,65 persen diikuti kelompok Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 33,73 persen dan kelompok Gabah Luar Kualitas sebanyak 3,61 persen. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers secara daring, Senin (4/12).

Dadang menjelaskan, pengumpulan data hasil transaksi penjualan gabah terbanyak berasal dari Kabupaten Sragen dan Batang ada 10 observasi (6,02
persen) diikuti Kabupaten Cilacap, Purbalingga, Kebumen, Klaten dan Pati masing-masing tujuh observasi (4,22
persen).

Kemudian di Kabupaten Banyumas, Banjarnegara, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Wonogiri, Karanganyar, Grobogan, Blora, Rembang, Jepara, Demak, Pekalongan, Pemalang dan Tegal masing-masing sebanyak enam observasi (3,61 persen) dan selebihnya 9,04 persen tersebar di lima kabupaten lainnya.

Menurut Dadang, harga gabah tertinggi di tingkat petani pada November 2023 tercatat sebesar Rp8.600 per kilogram pada kelompok kualitas GKG dengan varietas Inpari 32 HDB di Kabupaten Jepara.

Adapun harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp5 ribu per kilogram, tercatat pada kelompok Gabah Luar Kualitas dengan varietas Begaluh di Kabupaten Wonosobo.

“Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi pada November 2023 mencapai Rp8.700 per kilogram pada kelompok kualitas GKG dengan varietas Inpari 32 HDB di Kabupaten Jepara. Adapun harga gabah terendah di tingkat penggilingan sebesar Rp5.050 per kilogram tercatat pada kelompok Gabah Luar Kualitas dengan varietas Begaluh di Kabupaten Wonosobo,” kata Dadang.

Lebih lanjut Dadang menjelaskan, rerata komponen mutu hasil observasi transaksi jual beli gabah yang meliputi Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa (KH) menunjukkan kadar mutu bervariasi pada November 2023.

KA kelompok kualitas GKG mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya 12,21 persen, menjadi 12,28 persen pada November 2023.

Sedangkan kelompok kualitas GKP mengalami penurunan dari 19,24 persen pada Oktober 2023, menjadi 18,78 persen pada November 2023.

Sementara kelompok Gabah Luar Kualitas mengalami kenaikan, dari
13,05 persen pada Oktober 2023 menjadi 17,68 persen pada November 2023.

“Pada November 2023, rata-rata Kadar Hampa (KH) juga menunjukkan angka yang relatif sama untuk semua kelompok kualitas,” jelasnya.

Dadang menyebut, kadar hampa kelompok kualitas GKG mengalami penurunan dari 4,66 persen menjadi 4,27 persen.

Sementara kelompok kualitas GKP, mengalami penurunan dari 5,48
persen menjadi 5,25 persen.

“Kelompok Gabah Luar Kualitas mengalami penurunan dari 12,33 persen menjadi 10,84 persen,” pungkasnya. (Bud)