Ekonomi Jateng Diperkirakan Tumbuh 4,5% – 5,3% Pada Tahun 2023

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra

Semarang, Radio Idola 92,6 FM – Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2023 ini berada di kisaran 4,5% – 5,3% (yoy). Pertumbuhan positif pada 2023 didorong dari sisi domestik sementara sisi eksternal diperkirakan menurun.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra mengatakan, di sisi domestik, kinerja investasi diperkirakan tumbuh sementara kinerja konsumsi rumah tangga masih bertahan. Sementara itu, di sisi eksternal, perlambatan akan didorong oleh penurunan permintaan ekspor produk TPT, Alas Kaki dan Furnitur di AS dan Eropa yang merupakan pasar andalan Jawa Tengah.

“Untuk melanjutkan tren pemulihan ekonomi Jawa Tengah yang berkesinambungan, diperlukan langkah nyata dan sinergi kebijakan dalam mempertahankan produktivitas sektor-sektor utama dan menjaga iklim investasi tetap kondusif,” ungkap Rahmat, kamis (8/2)

Sementara dari sisi  Inflasi pada tahun 2023 juga diperkirakan akan kembali ke dalam sasaran 3,0% ± 1%. Penurunan inflasi tersebut didukung oleh harga komoditas pangan yang melandai seiring dengan peningkatan pasokan, ekspektasi inflasi yang semakin terkendali, serta perlambatan domestik demand akibat ketidakpastian global yang terus berlanjut.

“Bank Indonesia akan terus mendorong inovasi sistem pembayaran dan memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujarnya

Sebelumnya pada tahun  2022 lalu pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tumbuh 5,31% (yoy) meningkat dibandingkan 2021 yang sebesar 3,33% (yoy). Perbaikan ekonomi Jawa Tengah   terutama didorong oleh peningkatan permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga dengan andil sebesar 3,24%.

“Dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan berasal dari   transportasi dan pergudangan, serta industri pengolahan,”

Tercatat peningkatan lapangan usaha transportasi dan pergudangan, serta industri pengolahan tersebut juga tercermin pada kenaikan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha yang mencapai 11,70%, lebih tinggi dari 2021 (5,81%). Prompt Manufacturing Index (PMI) Jawa Tengah juga meningkat menjadi 51,88 selama 2022.

Lebih lanjut, capaian inflasi Jawa Tengah juga berada pada level terjaga, dengan kecenderungan yang semakin membaik dalam sasaran inflasi yang ditetapkan.  Pada Januari 2023, inflasi Jawa Tengah mengalami tercatat sebesar 0,32% (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (0,34%; mtm).

“Penurunan inflasi disebabkan oleh inflasi komponen Administered Price yang dipengaruhi oleh penurunan harga bensin seiring dengan penyesuaian harga untuk beberapa jenis bensin terutama non subsidi,” pungkas rahmat. (itm)