Kota Semarang Alami Inflasi Paling Tinggi di Jateng Capai 0,52 Persen, Ini Penyebabnya

Pedagang cabai di Pasar Johar
Pedagang cabai di Pasar Johar saat menanti pembeli datang.

Semarang, Idola 92,6 FM-Jawa Tengah pada November 2023 kemarin mengalami inflasi sebesar 0,49 persen, dan Kota Semarang paling tinggi tingkat inflasinya dibanding kota lain di provinsi ini.

BPS Jateng mencatat, angka inflasi pada November 2023 kemarin dipicu kenaikan harga komoditas cabai-cabaian dan telur ayam ras.

Kepala BPS Jateng Dadang Hardiwan mengatakan inflasi di Kota Semarang sebesar 0,52 persen, diikuti Kota Tegal dan Kabupaten Kudus masing-masing sebesar 0,49 persen serta Cilacap dan Kota Surakarta masing-masing sebesar 0,42 persen. Pernyataan itu dikatakan melalui siaran pers secara daring, kemarin.

Menurut Dadang, inflasi terendah di Jateng adalah Purwokerto sebesar 0,38 persen.

Dadang menjelaskan, penyebab utama inflasi adalah kenaikan harga cabai-cabaian dan bawang merah serta telur ayam ras ditambah gula pasir.

Komoditas cabai merah menyumbang inflasi sebesar 0,24 persen, diikuti cabai rawit sebesar 0,10 persen dan bawang merah serta telur ayam ras masing-masing sebesar 0,04 persen dan gula pasir sebesar 0,02 persen.

“Inflasi di Kota Semarang utamanya disebabkan naiknya harga cabai merah, cabai rawit, bawang merah, angkutan udara dan telur ayam ras. Sedangkan beberapa komoditas yang menahan inflasi di Kota Semarang antara lain bensin, ikan bandeng atau ikan bolu, susu cair kemasan, anggur dan beras,” kata Dadang.

Lebih lanjut Dadang menjelaskan, meskipun beberapa komoditas menyumbang inflasi di Jateng tapi ada juga komoditas penahan laju inflasi di provinsi ini.

Penahan utama inflasi di Jateng adalah penurunan harga bensin, daging ayam ras, susu cair kemasan, beras dan minyak goreng.

“Tingkat inflasi tahun kalender November 2023 sebesar 2,67 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2023 terhadap November 2022) sebesar 3,16 persen,” pungkasnya. (Bud)