Mendorong Isu Krisis Iklim Sebagai Konsen Utama Para Capres-Cawapres

Climate Change
Ilustrasi/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Pada pemilu 2024 jumlah suara pemilih dari generasi milenial dan gen Z cukup besar—sehingga diperebutkan para kontestan pemilu, tak terkecuali bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Berdasarkan daftar pemilih tetap untuk Pemilu 2024, dari total 204,8 juta pemilih, sekitar 106,3 juta atau 52 persen berusia 17-40 tahun. Beragam strategi dilancarkan pasangan bakal capres dan cawapres untuk mendekati generasi muda. Namun sayangnya isu perubahan iklim dan lingkungan yang menjadi concern generasi milenial dan gen Z—tak menjadi prioritas ketiga pasangan tersebut.

Chair Monash Climate Change Communication Research Hub – Indonesia—Node Ika Idris mengatakan dalam penelitian yang dilakukan terhadap visi misi tiga pasangan bakal capres dan cawapres yang telah diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum, hanya satu persen saja kata – kata yang terafiliasi dengan perubahan iklim dan lingkungan.

Padahal hasil riset terbaru Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menyebutkan milenial dan generasi Z memiliki kepedulian dan pengetahuan isu lingkungan hidup yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan di tujuh provinsi kepada setidaknya 1.000 responden, milenial dan generasi Z memiliki pengetahuan yang baik tentang lingkungan hidup dan kejahatan lingkungan. Kelompok muda tersebut bukan saja paham soal isu lingkungan hidup, tetapi juga menerapkan kepedulian lingkungan hidup dalam kesehariannya.

Lalu bagaimana mendorong isu perubahan iklim lingkungan sebagai konsen utama para bakal capres dan cawapres?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber Pengkampanye Polusi dan Perkotaan WALHI, Abdul Ghofar.(her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: