Jateng Terima Beras Impor Dari Kamboja Sebanyak 7 Ribu Ton

Beras impor asal Kamboja
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi (dua dari kiri) bersama Pj Gubernur Nana Sudjana dan perwakilan dari Kamboja serta disaksikan Pemimpin Wilayah Bulog Jateng Akhmad Kholisun saat melihat kualitas beras impor asal Kamboja di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Kamis (2/11).

Semarang, Idola 92,6 FM-Perum Bulog Jawa Tengah mendapat alokasi beras impor dari Kamboja sebanyak tujuh ribu ton, yang dikirim melalui jalur laut dan dibongkar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Beras impor asal Kamboja itu, diyakini merupakan beras impor dengan butir patah hanya lima persen.

Pemimpin Wilayah Bulog Jateng Akhmad Kholisun mengatakan beras yang didatangkan dari Kamboja itu, selanjutnya akan disalurkan ke masyarakat melalui program bantuan pangan maupun gerakan Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) di sejumlah pasar tradisional. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di Gudang Beras Bulog Randugarut Semarang, Kamis (2/11).

Kholisun menjelaskan, secara nasional impor beras dari Kamboja sebanyak 10 ribu ton itu tujuh ton di antaranya masuk ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan sisanya di Pelabuhan Belawan Medan.

Dari tujuh ribu ton yang masuk di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dalam proses bongkar ada 3.500 ton, dan sisanya sedang perjalanan menuju Semarang dari Kamboja.

Menurut Kholisun, untuk wilayah Jateng pada tahun ini kebutuhan penyaluran beras sebanyak 235 ribu ton.

Terdiri dari kebutuhan penyaluran bantuan pangan, dengan alokasi per bulan sebanyak 22.277 ton.

Sedangkan kebutuhan SPHP, akan dibagikan ke seluruh pedagang beras maupun agen yang menjadi mitra Bulog.

“Karena masuk dalam Cadangan Beras Pemerintah, maka pemanfaatannya untuk penugasan. Bisa bantuan pangan, juga bisa untuk Stabilisasi Pasokan Harga Pangan. Beras ini dijual melalui program SPHP ke konsumen langsung. Untuk bantuan pangan tertinggi ada di eks Karesidenan Pekalongan,” kata Kholisun.

Sementara itu Pj Gubernur Nana Sudjana menambahkan, bantuan beras yang didatangkan pemerintah pusat dari Kamboja akan diarahkan untuk stabilisasi harga di pasaran.

Menurut Nana, pasokan beras yang dimiliki Bulog Jateng ini mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sampai dengan Februari-Maret 2024 mendatang.

“Bulan November ini kan sudah masuk musim hujan, kita upayakan dan gunakan seoptimal mungkin. Insya Allah kita bisa mendapatkan panen raya padi yang lebih baik,” ucap Nana. (Bud)