Mengenal Irwan Dwi Kustanto, Penggiat Seni Penyandang Disabilitas Netra

Irwan Dwi Kustanto
Irwan Dwi Kustanto, aktivis difabel dan penggiat seni penyandang disabilitas netra/pendiri Kopi Egalita Yogyakarta. (Dok Irwan)

Yogyakarta, Idola 92.6 FM – Kehilangan penglihatan kala usia 9 tahun, tak membuat sosok satu ini patah semangat. Ia pun membuat hidup menjadi seni. Ia berpegang pada motto dalam hidup: mengubah hambatan menjadi sebuah tantangan, tantangan menjadi sebuah peluang, dan peluang menjadi kesuksesan.

Sosok itu adalah Irwan Dwi Kustanto, aktivis difabel dan penggiat seni penyandang disabilitas netra asal Tulungagung Jawa Timur. Bersama istrinya, ayah tiga anak ini juga membuat buku antologi puisi (anginpun berbisik). Ia juga mendirikan Kopi Egalita di Wirobrajan Jogjakarta atau tepatnya Gg. Lurik Kingkin No.1 RT 08, Nitipuran, Ngestiharjo, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

“Waktu indra kita tertutup, indra kita yang lain akan dikuatkan. Saya bisa menghafal suara….misal langkah kaki mbak Nadia datang ke kantor begini, si B begini,”tutur Irwan kepada radio Idola Semarang, pagi (14/08) tadi.

Kegiatan di Kopi Egalita
Kegiatan di Kopi Egalita Yogyakarta. (Dok Irwan)

Irwan saat ini berdomisili di Yogyakarta, dan sedang mengembangkan kopi. Tak hanya untuk diminum, tapi kopi juga untuk fisioterapi. Puisi dan kopi, tak bisa lepas dari keseharian Irwan. Bahkan pada 16 Agustus 2023 nanti, ia diundang pada malam tirakatan peringatan HUT RI di Universitas Gadjah Mada. Bersama rektor dan teman-teman lain.

Didukung oleh istri dan keluarga, Irwan ingin menelurkan puisi-puisi karyanya dalam buku.

Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Irwan Dwi Kustanto, aktivis difabel dan penggiat seni penyandang disabilitas netra/pendiri Kopi Egalita Yogyakarta. (yes/her)

Simak podcast wawancaranya:

Artikel sebelumnyaPertamina Patra Niaga RJBT Raih Penghargaan Platinum dan Gold di Ajang TJSL & CSR Award 2023
Artikel selanjutnyaPemerintah Siapkan Kebijakan Etika Kecerdasan Buatan (AI), Apa Sebaiknya dan Seharusnya yang Perlu Diatur?