Pembangunan Jaringan Gas Bumi di Sleman Terus Dikawal

PGN dan BPH Migas
PGN dan BPH Migas meninjau pembangunan jaringan gas di Sleman.

Semarang, Idola 92,6 FM – BPH Migas bersama PGN mengawal pembangunan jaringan gas bumi (Jargas), untuk rumah tangga dan pelanggan kecil di Kabupaten Sleman.

Jargas menjadi salah satu program andalan pemerintah di masa transisi energi saat ini.

General Manager PGN Sales and Operation Regional III (SOR III) Edi Armawiria mengatakan PGN berencana mengembangkan jargas di Yogyakarta sebanyak 12.900 Sambungan Rumah (SR) secara bertahap mengunakan investasi internal PGN. Hal itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.

Menurutnya, di Sleman dilaksanakan di Desa Caturtunggal dan Kota Yogyakarta berada di Kecamatan Gondokusuman.

Selain itu, PGN juga melakukan captive market di sektor komersial dan industri.

Edi menjelaskan, dalam penyediaan CNG untuk Sleman itu PGN bersinergi dengan Subholding Gas Grup dengan estimasi kebutuhan sekira 0,44 BBTUD.

Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta menjadi wilayah pioneer untuk pembangunan jargas, yang dapat menjadi stimulus perkembangan ekonomi masyarakat hingga industri kecil di Jawa Bagian Selatan.

“Pembangunan infrastruktur gas bumi di Yogyakarta sudah berjalan seperti pemasangan pipa distribusi kurang lebih 75,26 kilometer. Pembangunan kami dalam tujuh sektor, dan di beberapa sektor sudah ada yang tersambung ke rumah-rumah warga dan siap untuk gas in,” kata Edi.

Lebih lanjut Edi menjelaskan, di Jateng bagian selatan itu PGN juga telah melayani 200 pelanggan di Magelang yang terdiri dari rumah tangga dan pelanggan kecil hingga komersial.

Layanan gas bumi di Magelang disupplai menggunakan moda no pipa CNG, dengan pemakaian gas kurang lebih 2.800 M3 per bulan.

“PGN juga mendukung kemajuan sosial ekonomi masyarakat dengan adanya Balkondes PGN Karangrejo. Balkondes ini juga menggunakan gas bumi sebagai bahan bakar operasional dapur dan Café Truntum dengan pemakaian kurang lebih enam ribu meter kubik per bulan,” jelasnya.

Sementara itu Kepala BPH Migas Erika Retnowati menambahkan, dalam pengembangan jargas di Yogyakarta itu PGN menggunakan infrastruktur pipa PE diameter 180 milimeter dan pipa PE diameter 90 milimeter serta pipa PE diameter 63 milimeter.

Kemudian Pressure Reducing System (PRS), Regulating Station (RS) serta pipa untuk menyambungkan ke rumah dan kompor pelanggan.

Erika menjelaskan, di wilayah Yogyakarta belum ada pipa sehingga menggunakan sumber dari Jateng memakai CNG.

“Kami juga terus mendorong PGN untuk memperbanyak pelanggan untuk memperluas jargas,” ujar Erika. (Bud)