Pemprov Gandeng Pihak Terkait Tangani Stunting di Jateng

Sumarno
Sekda Jateng Sumarno memberi arahan saat apel upacara.

Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah bersama pihak terkait, mengambil langkah maksimal untuk menangani kasus stunting bisa menurun atau mendekati target prevalensi nasional 14 persen pada 2024 mendatang.

Sekda Sumarno mengatakan pemprov bersinergi bersama pihak terkait, untuk menangani kasus stunting di Jateng. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di kantornya, baru-baru ini.

Sumarno menjelaskan, hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 yang dirilis Kementerian Kesehatan menyebut jika angka stunting di Jateng sebesar 20,8 persen.

Artinya, mengalami penurunan sekira 0,1 persen dibandingkan 2021 lalu.

Namun demikian, menurut Sumarno, yang perlu dievaluasi adalah pentingnya perilaku kesadaran terkait sanitasi lingkungan dan kesadaran mengonsumsi makanan bergizi.

Selain itu masih belum maksimalnya penggunaan alat antropometri, yakni alat yang berfungsi mendeteksi stunting pada anak melalui pengukuran berat badan dan panjang maupun tinggi badan serta lingkar lengan atas dan kepala.

“Kalau hasil evaluasi, penyebab utama stunting di Jateng adalah perilaku. Kan kesadaran. Ini yang program dari DP3AKB adalah Jo Kawin Bocah. Itu (menikah usia dini) masih banyak terjadi,” kata Sumarno.

Lebih lanjut Sumarno menjelaskan, saat ini pemerintah pusat telah mengirimkan antropometri untuk ribuan posyandu di Jateng.

Ditambah lagi Pemprov Jateng telah mengeluarkan program inovasi penanganan stunting meliputi kegotongroyongan.

“Ada Jogo Tonggo, Jogo Konco, FK Mitra, dan Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng. Semuanya merupakan bentuk kepedulian dari sesama,” pungkasnya. (Bud)