Penyandang Disabilitas Diberi Pelatihan Peningkatan Kompetensi Digital

Pelatihan keterampilan
Penyandang disabilitas saat mendapat pelatihan keterampilan peningkatan kompetensi digital.

Semarang, Idola 92,6 FM – Dalam rangka memerluas manfaat pendidikan untuk masyarakat, kelompok penyandang disabilitas juga diberikan pelatihan peningkatan kompetensi digital.

Pelatihan literasi digital bagi komunitas disabilitas digelar secara simultan di Kabupaten Temanggung dan Yogyakarta di awal Juni 2023.

Pelatihan diikuti ​60 peserta, dan mengajarkan sejumlah keterampilan digital mulai pembuatan konten dan publikasi di media sosial.

Chief of Corporate Affairs XL Axiata Marwan O Baasir mengatakan pihaknya berupaya meningkatkan kompetensi digital, bagi para penyandang disabilitas di wilayah Temanggung dan Yogyakarta. Pernyataan itu dikatakan melalui siaran pers, kemarin.

Marwan menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Komunitas Bloggercrony Indonesia dan Komunitas Tunanetra Nasional serta Yayasan Benih Baik Indonesia untuk memberikan pelatihan kepada para penyandang disabilitas.

Sebagian besar peserta yang mengikuti pelatihan adalah penyandang disabilitas usia kerja, maupun telah siap masuk ke dunia kerja.

Menurutnya, data BPS menyebut pada 2022 kemarin ada 7,04 juta pekerja disabilitas yang terserap di dunia kerja.

“Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah pekerja dengan disabilitas di Indonesia cenderung masih sangat minim. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya kompetensi keahlian yang dimiliki teman-teman penyandang disabilitas,” kata Marwan.

Lebih lanjut Marwan menjelaskan, melalui program XL Axiata Peduli bagi penyandang disabilitas itu diharapkan akan terjadi peningkatan keterampilan di bidang digital.

Salah satu Content Creator Tunarungu, Hastu Wijaya ikut hadir memberikan pelatihan.

Hastu berbagi pengalaman tentang kiat-kiat membuat konten menarik, khususnya bagi para disabilitas.

Menurutnya, materi yang diberikan pada pelatihan lebih mengangkat cara membuat audio video edukasi di media sosial Instagram dan YouTube.

“Para peserta dikenalkan dengan publikasi digital. Peserta juga dikenalkan dengan edukasi kesetaraan pemanfaatan sarana ibadah bagi disabilitas netra dalam bentuk video,” ujar Hastu.

Pada akhir pelatihan, para peserta diminta membuat tiga karya video edukasi berdurasi tiga menit khusus untuk Komunitas Tunanetra Nasional dan video edukasi kesetaraan pemanfaatan sarana ibadah bagi disabilitas netra. (Bud)