Surplus, Kebutuhan Beras di Jateng Sebenarnya Lebih Dari Cukup

Petani mengangkut padi
Petani mengamankan padi yang hampir terendam banjir agar tidak merugi.

Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah menilai, sebenarnya produksi beras di provinsi ini surplus atau lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tiap bulannya.

Namun, karena musim kemarau tahun ini cenderung kering dan dampak El Nino mengakibatkan beberapa daerah penghasil beras di provinsi ini berkurang produksinya.

Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Jateng Sri Broto Rini mengatakan meskipun ada kenaikan harga kenaikan beras di pasaran, namun masyarakat diimbau tidak perlu panik dan belanja berlebihan. Hal itu dikatakan saat ditemui di sela pemantauan harga beras di Pasar Bulu, belum lama ini.

Sri menjelaskan, berdasarkan hasil koordinasi dengan Bulog Jateng diketahui jika stok beras bisa mencukupi hingga awal tahun depan.

Tercatat, jumlah persediaan beras medium Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikuasai Bulog Jateng sebanyak 70.401 ton.

Menurutnya, yang dilakukan pemerintah saat ini adalah stabilisasi harga beras di pasaran agar terjangkau masyarakat.

“Jawa Tengah itu kebutuhan (beras) satu bulan itu 335 ribu ton, sedangkan panen Jawa Tengah saat ini ada 1,4 juta ton beras. Artinya kalau dari angka kita masih surplus dalam jumlah banyak. Kami selalu bersinergi dengan Bulog bagaimana memenuhi kebutuhan masyarakat, karena harga pangan saat ini sudah di atas harga acuan pemerintah,” kata Sri.

Lebih lanjut Sri menjelaskan, saat ini pemerintah berusaha menurunkan harga pangan minimal sesuai harga acuan pemerintah.

Diketahui harga acuan pemerintah untuk beras medium di Jateng sebesar Rp10.900 per kilogram, dan Bulog memasarkan beras seharga Rp9.450 per kilogram.

“Artinya, agar masyarakat bisa menjangkau harga beras sebagai kebutuhan pokok. Tidak hanya beras saja, tapi ada 11 kebutuhan pokok strategis yang kami pantau,’ pungkasnya. (Bud)