Tekan Inflasi, Butuh Kerja Sama Daerah Penyuplai Beras dan Daerah Kekurangan Beras

Sejumlah kuli panggul
Sejumlah kuli panggul saat menurunkan muatan beras impor dari Kamboja di Gudang Beras Bulog Randugarut Semarang, Kamis (2/11).

Semarang, Idola 92,6 FM-Dalam rangka menekan laju inflasi di Jawa Tengah, dibutuhkan adanya kerja sama antara daerah surplus beras dengan daerah kekurangan beras.

Bentuk kerja sama itu, tidak hanya soal pasokan beras tapi juga memangkas rantai distribusi guna menekan harga penjualan.

Pj Gubernur Nana Sudjana mengatakan hadirnya kios Pangan Aman Tersedia untuk Warga Kita (Pandawa Kita) di Pasar Kanjengan Semarang menjadi solusi untuk menekan laju inflasi di Jateng. Hal itu dikatakan saat ditemui di Pasar Kanjengan, Rabu (16/11).

Menurut Nana, kios Pandawa Kita dianggap mampu memangkas distribusi pangan dari produsen ke konsumen.

Sesuai dengan namanya, kios tersebut didirikan untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok masyarakat utamanya beras dengan harga yang lebih murah dari harga pasaran.

Nana menjelaskan, kios Pandawa Kita kerja bareng antara Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Lumpang Semar Sejahtera Semarang, BUMP Wijaya Kusuma Pangan Mandiri Cilacap dan BUMP Sukoharjo Makmur Pangan Sejahtera.

Sebab, Kabupaten Cilacap maupun Sukoharjo adalah daerah yang merupakan lumbung padi di Jateng.

Kedua daerah tersebut, akan memberikan pasokan beras ke Kota Semarang.

“Kerja sama ini akan berkelanjutan tidak hanya beras, tetapi juga di komoditas bahan pokok yang lain. Misalnya nanti cabai, bawang atau gula. Kita harapkan seperti itu. Mudah-mudahan upaya dari Tim Pengendali Inflasi Daerah untuk menstabilkan harga, insya Allah ke depan inflasi kita akan menurun,” kata Nana.

Lebih lanjut Nana menjelaskan, keberadaan kios Pandawa Kita menjadi salah satu cara memotong panjangnya rantai distribusi.

Sebab, kios Pandawa Kita langsung menerima pasokan langsung dari petani.

“Panjangnya rantai distribusi menyebabkan tingginya harga komoditas di tingkat konsumen. Dengan dipangkas rantai distribusinya, harga komoditas akan semakin rendah,” pungkasnya. (Bud)