Terapkan Sirkular Ekonomi, Kaji Thole Ingin Kembangkan Lahan Perkebunan Lewat Kotoran Kuda

Golden Gate Stable
Kaji Thole saat menyeduh teh untuk disajikan ke tetamu yang datang di Golden Gate Stable miliknya.

Pekalongan, Idola 92,6 FM – Pengembangan sirkular ekonomi yang didengungkan pemerintah, ditangkap Kaji Thole dengan pengembangan perkebunan menggunakan pupuk berasal dari kotoran kuda.

Dengan memanfaatkan kotoran kuda sebagai pupuk tanaman, maka pengeluaran pembelian pupuk kimia bisa ditekan dan lebih mengandalkan pupuk organik.

Putra Panuntun atau akrab dipanggil Kaji Thole mengatakan saat ini dirinya mengembangkan pertanian buah melon, yang menggunakan pupuk dari kotoran kuda dan diklaim sebagai pertama di Indonesia pengolahan tanah memakai Pupuk Organik Cair (POC) dari kotoran kuda. hal itu dikatakan saat ditemui di Golden Gate Stable di daerah Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, kemarin.

Kaji Thole menjelaskan, dirinya mengelola lahan seluas enam hektare yang kemudian ditanami beragam jenis tanaman buah maupun tanaman hias hingga pohon yang sengaja didatangkan dari Afrika.

Untuk tanaman buah yang dikembangkan ada pohon durian, alpukat, kelengkeng, mangga dan juga melon serta anggur.

Menurut Kaji Thole, dirinya miris melihat keadaan sekarang yang banyak orang peduli dengan lingkungan.

Terutama, untuk lingkungan yang memang banyak tanaman dan tempatnya sejuk meski di daerah pesisir.

“Awal mulanya suka binatang, suka tanaman dan suka tempat adem. Ini untuk memenuhi hobi saya yang suka tempat adem. Saya lebih fokus pada pertanian modern, dan kita ingin edukasi ke petani untuk beralih pada pertanian modern,” kata Kaji Thole.

Lebih lanjut Kaji Thole menjelaskan, untuk tanaman hias dirinya fokus pada tanaman aglonema dan anggrek maupun kaktus.

Bahkan, tanaman dari Afrika semacam Baobab juga dikembangkan di lahan yang dijadikan kandang kuda.

“Insya Allah seluruh pupuk yang kita pakai itu POC kotoran kuda,” jelasnya.

Saat ini, untuk tanaman melon yang menggunakan POC kotoran kuda mampu panen sebanyak 1,5 ton per green house.

Saat ini baru ada dua green house, yang dipakai untuk pertanian buah melon. (Bud)