Tokoh Bangsa Gelar Majelis Permusyawaratan Rembang: Apa Urgensi dan Tujuan yang Hendak Dicapai?

Majelis Permusyawaratan Rembang
Ilustrasi/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Sejumlah tokoh nasional dan lintas agama, Minggu (12/11) lalu, menggelar rembug bersama untuk menyatakan sikap terkait situasi nasional yang terjadi belakangan ini. Forum bernama Majelis Permusyawaratan Rembang ini dilaksanakan di kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, di Kelurahan Leteh, Rembang, Jawa Tengah.

Beberapa tokoh yang hadir di antaranya: Goenawan Mohamad, Lukman Hakim Saifuddin, Omi Komaria Madjid, Antonius Benny Susetyo, dan Nong Andah Darol Mahmada. Usai bertemu dengan Gus Mus, Koordinator Pertemuan Majelis Permusyawaratan Rembang, Alif Iman Nurlambang, mengatakan bahwa pertemuan itu sebagai bentuk silaturahmi untuk menyikapi situasi politik terkini di Indonesia.

Sementara, Romo Benny Susetyo yang juga Staf Khusus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyampaikan perkembangan proses politik yang terjadi sampai saat ini justru membuat sebuah sikap keadaban menjadi hilang. Menurut Romo Benny, hilangnya sebuah keadaban merupakan kesalahan semua pihak. Maka, tugas untuk mengembalikan politik—ke jalan keadaban—menjadi tugas semua pihak termasuk teman-teman media.

Lalu, membaca pertemuan tokoh bangsa dalam forum Majelis Permusyawaratan Rembang itu, apa persisnya persoalan kebangsaan yang sampai memperoleh perhatian begitu serius? Dan, apa tujuan yang mereka harapkan dari gerakan ini?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Prof Sulistyowati Irianto (Guru Besar Antropologi Hukum, Fakultas Hukum Universitas Indonesia/ Prof Sulis juga menjadi salah satu tokoh bangsa yang hadir dalam forum Majelis Permusyawaratan Rembang) dan Hendri Satrio (Pengamat Komunikasi Politik/Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: