17 Negara Ikuti CJIBF 2024 Dengan Nilai Investasi Rp47 Triliun

Kepala KPw BI Jateng Rahmat Dwisaputra, Sekda Jateng Sumarno bersama Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dan Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba Rachman saat menyaksikan gelaran UMKM Gayeng 2024 di Atrium Mal Paragon Semarang.

Semarang, Idola 92,6 FM-Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2024 dibuka 26 April hingga November 2024, dan diikuti 17 negara mitra serta investor dan pelaku usaha dalam serta luar negeri.

Pada tahap pertama dilakukan penandatanganan Letter of Intent (LoI) investasi PT Jia Wei Indonesia (PMA), dan PT Perkebunan Kelapa Mackenzie (PMDN).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan pada gelaran CJIBF 2024 ini, sudah banyak calon investor hadir dan siap mengembangkan usahanya di provinsi ini. Hal itu disampaikan usai pembukaan CJIBF dan UMKM Gayeng 2024 di Atrium Mal Paragon Semarang, Jumat (26/4).

Rahmat menjelaskan, ada 17 negara yang hadir dan siap berinvestasi di Jateng lewat CJIBF 2024.

“Kemarin kita ajak mereka site visit di Solo untuk melihat proyek yang akan kita tawarkan, yaitu waste management. Ada delapan investasi yang ditawarkan dengan nilai total Rp47 triliun,” kata Rahmat.

Sekda Sumarno menjelaskan, pihaknya berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng dalam upaya mengembangkan investasi di provinsi ini.

Sebab, pertumbuhan ekonomi Jateng banyak ditopang dari sisi sektor investasi.

Menurut Sumarno, melalui kegiatan CJIBF 2024 diharapkan bisa menghasilkan kepeminatan dari calon investor untuk menanamkan investasi di provinsi ini.

“Kita dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah selalu berkomitmen bagaimana memfasilitasi investor-investor yang akan masuk di Jawa Tengah. Pertama kita bicara infrastruktur yang kita sediakan, kedua kita membantu masalah perizinan,” ujar Sumarno.

Lebih lanjut Sumarno menyebutkan, pemprov mempunyai kewajiban bagaimana memfasilitasi calon investor

Yakni, memermudah perizinan hingga pelaksanaan investor berinvestasi di Jateng.

“Kita gelar karpet merah, kalau perlu kita jemput investor untuk berinvestasi di Jawa Tengah. Pola-pola lama yang menghambat investasi harus kita hilangkan,” pungkasnya. (Bud)