Akhirnya Beras dan Telur Ayam Tak Lagi Sumbang Inflasi di Jateng

telur ayam
Masyarakat saat membeli telur ayam untuk kebutuhan selama Lebaran kemarin.

Semarang, Idola 92,6 FM-Komoditas beras dan telur ayam ras, sebelum masuk bulan puasa hingga Lebaran selalu menyumbang inflasi di Jawa Tengah.

Kedua komoditas itu menjadi komponen penting terjadinya inflasi di Jateng, karena tingginya permintaan di tengah masyarakat selama Ramadan dan Lebaran.

Namun, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng mencatat jika sudah terjadi penurunan tekanan inflasi yang dipengaruhi kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Hal itu sejalan dengan penurunan harga komoditas pangan utama.

Plh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Nita Rachmenia mengatakan komoditas beras menunjukkan penurunan harga, seiring dengan panen raya yang mulai berlangsung di sejumlah daerah sentra. Hal itu disampaikan melalui siaran pers, Sabtu (4/5).

Menurutnya, sentra penghasil beras di Jateng di antaranya adalah Klaten, Sragen dan Demak serta Grobogan.

Nita menjelaskan, untuk telur ayam ras juga tercatat mengalami penurunan harga seiring dengan normalisasi permintaan masyarakat setelah Idul Fitri.

Selain itu juga terjadi penurunan harga pakan ternak seiring dengan panen jagung di sejumlah daerah sentra di Grobogan, Blora dan Wonogiri.

“Sejumlah komoditas pangan tercatat masih mengalami kenaikan harga, sehingga menahan penurunan inflasi lebih lanjut. Harga bawang merah yang meningkat pada periode laporan, disebabkan oleh gagal panen akibat banjir di sentra-sentra produksi di Jawa Tengah pada triwulan pertama 2024. Hal ini juga turut berdampak pada kenaikan harga bawang merah secara nasional,” kata Nita.

Lebih lanjut Nita menjelaskan, banjir yang terjadi di sentra produksi meliputi Demak seluas 4.137,8 hektare dan di Brebes seluas 438,5 hektare serta Grobogan seluas 254 hektare menyebabkan keterbatasan pasokan benih komoditas bawang merah.

“Gagal panen ini juga turut berdampak pada kenaikan harga bawang merah secara nasional,” jelasnya.

Nita menyebut, guna menjaga inflasi berada pada rentang sasaran maka Bank Indonesia bersama Forum TPID Jateng akan berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi.

Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan, untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jateng sehingga inflasi dapat terjaga di rentang sasaran 2,5±1 persen. (Bud)

Artikel sebelumnyaJadi Generasi Keempat Perajin Batik Lasem, Begini Cara Agar Tetap Diterima Pasar
Artikel selanjutnyaKota Semarang Jadi Kota Terbaik Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka se Jateng 2023