Apa Relevansi Kenaikan Daya Saing Indonesia bagi Peningkatan Perekenomian Kita?

Ilustrasi
Ilustrasi/Istimewa
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Peringkat daya saing Indonesia meningkat pada tahun 2024. Hal ini ditunjukkan dalam riset Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness Ranking (WCR) 2024.

Berdasarkan riset tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-27 negara paling kompetitif dari 67 negara yang dicatat. Peringkat Indonesia naik sebanyak 7 peringkat dari tahun lalu, di posisi ke-34. Dengan posisi tersebut, Indonesia mengungguli sejumlah negara di Asia Tenggara, seperti Filipina (52) dan Malaysia (34). Bukan hanya itu, peringkat Indonesia juga lebih tinggi dari sejumlah negara maju, seperti Inggris (28) dan Jepang (38).

Peringkat Indonesia di dalam World Competitiveness Ranking 2023 meningkat dari rangking 44 pada 2022 menjadi 34 pada 2023 dari 64 negara yang diperingkat. World Competitiveness Ranking 2023—merupakan peringkat daya saing yang dirilis Institute for Management Development (IMD) Swiss. Kali ini, IMD bekerja sama dengan Lembaga Management FEB UI.

Total nilai daya saing Indonesia tahun ini mencapai 70,75. Atas pencapaian itulah skor Indonesia berhasil melampaui Jepang yang berada di peringkat 35 dengan skor 67,64, Spanyol peringkat 36 dengan skor 67,22, India peringkat 40 dengan skor 64,63, serta Italia dengan skor 63,32 di peringkat ke 41. Namun, masih di bawah Malaysia di peringkat 27 dengan skor 75,75 dan Thailand peringkat 30 dengan skor 74,54.

Lalu, apa relevansi kenaikan daya saing tersebut bagi peningkatan perekenomian kita? Bagaimana cara mengkonversi potensi ‘Daya Saing” itu sehingga mewujud nyata; Apa saja upaya yang diperlukan?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Prof Rahma Gafmi  (Ekonom/Guru Besar Universitas Airlangga Surabaya) dan Prof Rhenald Kasali (Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Artikel sebelumnyaPeringatan Harganas: Kembalikan Fungsi Keluarga Jadi Madrasah Pertama Anak
Artikel selanjutnyaDari Hasil Press Conference Menkeu Sri Mulyani terkait Kondisi Ekonomi