Awal Tahun, 134 Bencana Terjadi di Jateng

Warga korban banjir Demak
Warga Kabupaten Demak saat menunggu bantuan logistik dari pemerintah.

Semarang, Idola 92,6 FM-Bencana banjir terjadi di sembilan daerah di Jawa Tengah, sejak mulai awal tahun dan penyebabnya karena intensitas hujan meningkat dengan durasi cukup panjang.

Bencana banjir paling parah, terjadi karena jebolnya tanggul yang ada di Kabupaten Demak dan Grobogan.

Pj Gubernur Nana Sudjana mengatakan terkait tanggul yang jebol di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak, merupakan kejadian kali kedua dari sebelumnya pada Februari 2024 kemarin. Hal itu dikatakan usai mengikuti Rapat Koordinasi Penanganan Banjir di kantornya, Senin (18/3).

Menurut Nana, saat ini tanggul yang jebol di Kecamatan Karanganyar lebarnya sepanjang 25 meter dan masih diupayakan untuk penutupan serta perkuatan tanggul.

Nana menjelaskan, terkait dengan bencana banjir di Jateng dalam 10 hari terakhir intensitas hujan cukup ekstrem.

Selain itu, durasinya juga cukup lama hujan berlangsung.

“Memang dalam hal pelaksanaan penanganan kebencanaan ini, kami perlu ada bantuan atau pendampingan dari pusat. Terkait dengan masalah bencana ini, dalam satu minggu ini saja terjadi 30 bencana cukup besar. Baik itu banjir atau angin kencang,” kata Nana.

Sementara Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyatakan, sampai dengan 18 Maret 2024 ini di seluruh wilayah di Indonesia terjadi 502 kali bencana.

Apabila dibagi setiap harinya, rerata terjadi 15-20 kali bencana di seluruh Indonesia.

Menurut Suharyanto, dari 502 kali bencana di seluruh Indonesia itu 134 kali bencana di antaranya terjadi di wilayah Jateng.

“Jawa Tengah bukan yang tertinggi. Tertingginya masih di Jawa Barat, itu 150-170 kali bencana per hari ini. Dan memang Jawa Barat nomor satu jumlah bencana dalam tiga tahun terakhir, tapi Jawa Tengah juga bukan posisi yang baik karena nomor duanya. Artinya, ya memang kita hidup di Pulau Jawa setiap tahun menghadapi bencana,” kata Suharyanto.

Lebih lanjut Suharyanto menjelaskan, saat ini pihaknya masih fokus penanganan bencana di sembilan daerah di Jateng. (Bud)