Bagikan Pengalaman Dalam Mengelola Kota Semarang, Kepala LKPP Hendrar Prihadi Luncurkan Buku “Tata Kelola Kota Cerdas”

Kepala LKPP Hendrar Prihadi Luncurkan Buku Tata Kelola Kota Cerdas

Semarang, Radio Idola 92,6 FM – Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa (LKPP) RI Hendrar Prihadi meluncurkan buku berjudul Model “Tata Kelola Kota Cerdas” dan berisi pengalamannya selama memimpin Kota Semarang dalam rentang dua periode dengan konsep “smart city. Dalam buku tersebut, Hendi sapaan akrabnya membagikan pengalamannya dalam mengelola Kota Semarang hingga dijuluki ” smart city”.

Menulis buku tersebut diakui Hendi sebenarnya berawal dari hal sederhana atas permintaan seorang kawan yang menyarankan agar disertasinya memiliki nilai kemanfaatan yang lebih bagi masyarakat. Kemudian, beberapa teman menyarankan untuk menulis buku dan diluncurkan, sekaligus bedah buku.

“Sebenarnya ini bagian disertasi saya waktu kuliah S3 di Undip (Universitas Diponegoro) pada tahun 2019-2022. Supaya ada nilai kemanfaatan, disertasi model tata kelola ini dibuat sebuah buku yang ringan dibaca. Saya waktu itu setuju dan langsung saja cetak 200 (eksemplar). Aku kan bukan akademisi. Kemudian dijawab, ‘Kalau jawaban enggak ilmiah enggak apa-apa, kan ngomong tentang pengalaman jadi Walikota saja. Akhirnya, konsep kecil ini jadi besar,” imbuhnya.

Hendi mengaku tidak memiliki ambisi besar usai melalui penulisan buku tersebut, melainan sekadar berbagi pengalaman mengelola kota, karena menjadi kepala daerah memiliki tugas yang tidak mudah.

“Yang paling penting sebenarnya, substansinya bagaimana mengelola sebuah kota yang kemudian pemerintahnya tahu keinginan masyarakatnya. Mau jalannya rusak diperbaiki, ya, kudu ngerti dan diperbaiki,” ungkapnya.

Untuk menciptakan tata kelola kota cerdas tidak harus menjiplak “smart city” yang diterapkan Singapura atau negara lain dengan anggaran yang sampai puluhan triliun rupiah. Dalam mengelola Semarang sebagai “smart city”, dikatakan Hendi ada program semua bergerak bersama, baik dari pengusaha dengan CSR, swadaya masyarakat, dan APBD dengan jumlah yang tidak banyak.

“Harapannya begitu, semua tergantung keseriusan kita. Mau enggak membuat prioritas melayani masyarakat dengan cepat. Mudah-mudahan ilmu yang enggak seberapa ini bisa mengembangkan semangat,” tambahnya. (Wid)