OJK Proyeksikan Industri Jasa Keuangan Tumbuh Positif Tahun Ini

Mahendra Siregar
Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK.

Semarang, Idola 92,6 FM-Industri Jasa Keuangan (IJK) di dalam negeri, diproyeksikan akan terus tumbuh positif pada tahun ini.

Hal tersebut terungkap di dalam kegiatan Pertemuan Tahunan Industri Jasa keuangan 2024 di Jakarta, Selasa (20/2) yang disiarkan secara daring.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan tidak hanya IJK yang diperkirakan tumbuh positif tahun ini, tapi juga industri perbankan dan pasar modal.

Sektor jasa keuangan tumbuh positif, yang ditopang struktur permodalan cukup kuat dan likuiditas memadai serta profil risiko terjaga.

Mahendra menjelaskan, minat berinvestasi di pasar modal juga terus tumbuh dengan jumlah investor bertumbuh lima kali lipat dalam empat tahun terakhir.

Penghimpunan dana di pasar modal berhasil melampaui target Rp200 triliun, dengan jumlah emiten baru mencetak rekor tertinggi dibandingkan negara-negara kawasan.

Selain itu jumlah investor di pasar modal Indonesia tumbuh 17,6 persen year on year (yoy), menjadi 12,1 juta per 20 Desember 2023 dari 2022 yang tercatat 10,3 juta investor.

Berdasarkan demografi, per 20 Desember 2023 investor pasar modal didominasi 62,33 persen laki-laki dengan 56,47 persen usia di bawah 30 tahun dab 68,14 persen berdomisili di Pulau Jawa.

“Kami optimistis tren positif kinerja sektor keuangan di 2024 akan berlanjut. Pencapaian-pencapaian tersebut berkat dukungan dari industri dan sinergi yang semakin baik antar otoritas sektor keuangan, Kementerian keuangan, Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan,” kata Mahendra.

Lebih lanjut Mahendra menjelaskan, untuk kredit perbankan diproyeksikan bisa tumbuh 9-11 persen yang didukung pertumbuhan dana pihak ketiga 6-8 persen.

Piutang pembiayaan perusahaan multifinance juga diproyeksikan tumbuh double digit mencapai 10-12 perse, sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat.

Sedangkan aset dana pensiun diperkirakan tumbuh 10-12 persen, dan aset penjaminan 9-11 persen. (Bud)