
Semarang, Idola 92,6 FM-Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) memerkuat kolaborasi dengan Pemprov Jawa Tengah, guna meningkatkan ekspor produk unggulan.
Kepala BKHIT Jateng Willy Indra Yunani mengatakan perhatian Gubernur Ahmad Luthfi terhadap ekspor produk hewan, ikan dan tumbuhan cukup besar. Hal itu dikatakan usai bertemu Gubernur Ahmad Luthfi, kemarin.
Willy menjelaskan, Gubernur Ahmad Luthfi cukup perhatian terhadap produk-produk tersertifikasi untuk ekspor dari Jateng.
Balai karantina Jateng nantinya akan ada go export pada awal November 2025, dan direncanakan dilepas Gubernur Ahmad Luthfi.
“Potensi ekspor untuk sektor produk hewan, ikan dan tumbuhan di Jawa Tengah sangat besar. Komoditas dari tiga sektor tersebut terus mencatatkan hasil ekspor yang signifikan. Negara tujuan ekspor ada Amerika, Tiongkok dan beberapa negara Asia lainnya,” kata Willy.
Menurut Willy, jumlah sertifikasi ekspor di Jateng periode Januari-September 2025 antara lain karantina hewan ada 448 sertifikasi, karantina ikan 2.548 sertifikasi dan karantina tumbuhan 15.809 sertifikasi.
Sedangkan komoditas unggulan karantina hewan terdiri atas sarang burung walet sebanyak 35,386 kilogram senilai Rp1,27 triliun, dan ada 14 negara tujuan ekspor sarang burung walet.
“Negara tujuan ekspor ke China, AS, Jepang, Australia. Komoditas lainnya adalah bulu bebek, kulit kambing, minyak jelantah dan lainnya,” jelasnya.
Lebih lanjut Willy menjelaskan, komoditas unggulan karantina ikan terdiri atas cumi-cumi, udang, layur, tuna, rajungan dan rumput laut.
Negara tujuan ekspor komoditas ikan lebih dari 15 negara, termasuk Jepang, Korea Selatan, Portugal dan Selandia Baru.
“Komoditas unggulan karantina tumbuhan ada kayu olahan, kayu albasia, sengon, veneer, kayu lapis, serta bunga melati segar yang diekspor ke berbagai negara di Asia, Eropa hingga Afrika. Kayu olahan kita banyak diminati di mancanegara. Untuk bidang ikan ada ikan segar, cumi, udang. Hampir setiap hari ada pengiriman ke negara tujuan yang tersertifikasi,” pungkasnya. (Bud)