Semarang, Idola 92,6 FM-BUMD Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT), resmi memulai operasional pabrik garam untuk industri pada Juni 2025.
Pabrik yang berlokasi di Kecamatan Batang Kabupaten Pati itu, mampu memproduksi garam 25 ribu ton per tahun dan menyerap garam petambak lokal mencapai 30 ribu ton per tahun.
Sekda Sumarno mengatakan Pati merupakan daerah penghasil garam terbesar kedua di Indonesia setelah Madura, dan jumlahnya bisa mencapai 150 ribu ton per tahun. Hal itu dikatakan saat berkunjung ke Pati, kemarin.
Menurut Sumarno, melihat tingginya kebutuhan garam itu maka pemprov mendorong edukasi pada petambak agar terus meningkatkan kualitas hasil produksinya.
Tujuannya, agar memudahkan keterserapan garam ke industri makin besar.
Sumarno menjelaskan, guna meningkatkan NaCl sampai dengan kadar minimum 97 persen maka garam dari petani perlu diolah lagi di pabrik agar sesuai standar yang dibutuhkan industri.
Sebab, banyak industri yang membutuhkan garam seperti industri pakan ternak dan kosmetik serta farmasi maupun tekstil.
“Pabrik garam industri SPJT ini bagian dari hilirisasi pengolahan garam. Meningkatkan nilai tambah, peningkatan suplai kebutuhan dan petambak garam menikmati hasil,” kata Sumarno.
Dirut PT SPJT Untung Juanto menambahkan, saat ini kebutuhan garam di tingkat nasional mencapai 4,9 juta ton setahun.
Namun, produksi baru terpenuhi 2,04 juta ton dan sisanya harus dipenuhi dari kran impor.
Guna mengurangi impor dan mewujudkan swasembada pangan nasional, maka Pemprov Jateng ikut berkontribusi meningkatkan produksi garam.
“Kapasitas produksi 25 ribu ton per tahun atau 2 ribu ton per bulan. Kadar NaCl 97 persen dan kadar air 0,5 persen. Pabrik garam Pati berpotensi menyerap 30 ribu ton dan yang diserap 100 persen dari petambak lokal lokal Pati,” ucap Untung. (Bud)