Wagub Taj Yasin saat bertemu guru madrasah diniyah, Ahmad Zuhdi.

Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah memberikan perhatian kepada Ahmad Zuhdi, guru madrasah diniyah (madin) di Demak yang terseret insiden penamparan pada murid.

Perhatian yang diberikan berupa pemberian insentif pengajar keagamaan, yang rutin diberikan untuk meningkatkan semangat mengajar di tengah keterbatasan.

Subkoordinator Sarana Pendidikan dan Keagamaan Biro Kesra Setda Jateng Agung Priyono mengatakan guru madin bernama Zuhdi, adalah seorang penerima insentif pengajar agama yang digulirkan Pemprov Jateng. Hal itu dikatakan saat ditemui di kantornya, kemarin.

Agung menjelaskan, karena insiden tersebut, Pemprov Jateng melakukan kajian terhadap pangkal masalahnya.

Selain itu juga, pemprov telah berkoordinasi dengan Kanwil Kementerian Agama Jateng guna mengonfirmasi data penerima dan memastikan yang bersangkutan tetap menerima haknya.

Menurut Agung, perbuatan yang dilakukan Zuhdi bukan sebuah kesengajaan yang dilakukan berulang-ulang.

“Pak Ahmad Zuhdi menerima mulai dari awal, dari tahun 2019. Pak Zuhdi sudah masuk dalam program penerima. Dari kasus ini, Pak Zuhdi tetap akan (mendapat) insentif tersebut karena kami pandang ini adalah satu kejadian yang miskomunikasi,” kata Agung.

Lebih lanjut Agung menjelaskan, setiap penerima insentif pengajar agama juga didaftarkan dalam asuransi.

Zuhdi menerima asuransi dari BPJS Ketenagakerjaan, untuk jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian.

“Adapun total insentif guru pengajar keagamaan yang diberikan senilai Rp1.200.000, diberikan bertahap tiga kali dalam setahun. Total, di Jawa Tengah ada 230.830 penerima,” jelasnya.

Diketahui pada tahun ini jumlah pengajar keagamaan dari agama Islam yang menerima bantuan sejumlah 225.187 orang, dari agama Kristen 4.430 orang, agama Katolik 475 orang, agama Hindu 180 orang, agama Buddha 545 dan agama Konghucu 13 orang.

Total anggaran yang diberikan sebesar Rp277.046.000.000, termasuk operasional bagi petugas. (Bud)