Semarang, Idola 92,6 FM-KAI Daop 4 Semarang mencatat, ada 21 kejadian kecelakaan sepanjang jalur rel dan perlintasan sebidang selama periode Januari hingga Maret 2025.
Dari jumlah itu, 17 korban meninggal dunia dan lainnya mengalami luka-luka.
Manager Humas KAI Daop 4 Semarang Franoto Wibowo mengatakan hal itu mencerminkan, masih rendahnya kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas di kawasan yang memiliki potensi bahaya tinggi seperti jalur kereta api. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.
Franoto menjelaskan, pihaknya cukup prihatin karena angka kecelakaan di sepanjang jalur kereta api atau perlintasan sebidang masih tinggi.
Menurut Franoto, kecelakaan yang terjadi bukan hanya disebabkan kelalaian pengguna jalan tetapi juga masih banyak aktivitas masyarakat di areal jalur rel yang seharusnya menjadi kawasan tertutup bagi umum.
“Dari total 21 kejadian, sebanyak 13 kecelakaan terjadi di sepanjang jalur rel kereta api yang menyebabkan 12 orang meninggal dunia. Sementara itu delapan kecelakaan lainnya terjadi di perlintasan sebidang, yang mengakibatkan lima orang meninggal dan seorang luka berat serta dua orang mengalami luka ringan,” kata Franoto.
Lebih lanjut Franoto menjelaskan, jalur rel kereta api merupakan ruang manfaat yang hanya diperuntukkan bagi operasional kereta api dan bukan untuk aktivitas masyarakat umum.
Selain jalur rel, perlintasan sebidang juga menjadi titik rawan kecelakaan yang tak kalah berbahaya.
“Kami mengimbau agar setiap pengguna jalan selalu berhenti sejenak sebelum melintasi perlintasan sebidang, melihat ke kanan dan kiri serta mendengarkan bunyi kereta dengan membuka kaca helm atau kaca jendela mobil. Hal ini harus dilakukan, terlepas dari ada atau tidaknya palang pintu di lokasi perlintasan. Sikap waspada dan kehati-hatian seperti ini adalah langkah kecil yang dapat menyelamatkan banyak nyawa,” tandasnya. (Bud)