Gunung Merapi terlihat gagah dari kejauhan.

Semarang, Idola 92,6 FM-Dinas ESDM Jawa Tengah meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam, terutama di kawasan Gunung Merapi, menyusul penumpukan material kubah yang kini diperkirakan mencapai lebih dari lima juta ton.

Kondisi ini dikhawatirkan dapat memicu aktivitas vulkanik, di tengah ancaman cuaca ekstrem pada akhir 2025 hingga awal 2026.

Kepala Dinas ESDM Jateng Agus Sugiharto mengatakan potensi bahaya utama saat ini, berasal dari kubah lava Merapi yang terus membesar, namun tidak mengalami peluruhan seperti siklus normal. Hal itu dikatakan saat ditemui di Semarang, kemarin.

Menurutnya, material kubah Merapi turun dalam siklus 6-8 tahun, namun kini sudah lebih dari 15 tahun belum terjadi pelepasan cukup berarti.

“Ini yang kita waspadai. Tumpukan material Merapi ini sudah lima juta ton lebih dan belum turun,” kata Agus.

Agus mengingatkan, aktivitas vulkanik di satu gunung bisa saling berpengaruh dengan gunung lain di satu jalur tektonik.

Dicontohkan meningkatnya aktivitas Gunung Semeru dan Kelud beberapa waktu lalu, yang menunjukkan bahwa kewaspadaan harus ditingkatkan.

“Harapannya seluruh daerah segera melakukan tindakan kewaspadaan dan antisipasi pada titik-titik rawan bencana,” jelasnya.

Lebih lanjut Agus menjelaskan, BPBD provinsi dan kabupaten/kota serta organisasi perangkat daerah (OPD), telah menyusun strategi kesiapsiagaan menghadapi bencana di wilayah masing-masing.

Tidak hanya erupsi Gunung Merapi, tetapi juga potensi banjir, longsor, gempa bumi, tsunami, hingga potensi erupsi gunung api.

“Semoga apa yang kita persiapkan bersama bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaPetarung Sejati Pastikan Pasokan Cabai Aman
Artikel selanjutnyaPelni Semarang Tawarkan Diskon 20 Persen di Libur Nataru