Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah melakukan berbagai upaya, guna mengurangi kemiskinan terbuka.
Berdasarkan data BPS Jateng, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di provinsi ini per Februari 2025 masih mencapai 4,33 persen.
Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan salah satu terobosan untuk mengurangi angka TPT, dengan menggunakan desa sebagai basis data. Hal itu dikatakan saat ditemui di kantornya, belum lama ini.
Menurut Luthfi, hal itu dilakukan guna mengetahui data pengangguran secara rinci terkait nama maupun alamat hingga intervensi yang dilakukan bisa tepat sasaran.
Luthfi menjelaskan, intervensi program akan melibatkan seluruh stakeholder terkait.
Mulai dari sektor pemuda, produk unggulan desa, kesempatan kerja bagi petani, ekonomi kreatif desa dan sebagainya.
“Kemudian kita intervensi programnya dari dinas-dinas provinsi terkait, termasuk dari kementerian masuk ke sana. Langkah lainnya dengan meningkatkan sumber daya manusia dari hulu ke hilir,” kata Luthfi.
Lebih lanjut Luthfi menjelaskan, skema tersebut akan dilakukan dengan sekolah vokasi dan pengoptimalan Balai Latihan Kerja (BLK).
Termasuk, link and match dengan perusahaan dan kebutuhan serapan tenaga kerja harus dilakukan.
“Program magang kerja di luar negeri seperti ke Jepang dan negara lainnya harus ditingkatkan,” jelasnya.
Kepala Disnakertrans Jateng Ahmad Aziz menambahkan, guna mengurangi TPT provinsi ini sudah ada investasi yang membutuhkan tenaga kerja cukup besar.
Terutama, investasi pada sektor padat karya.
Menurut Aziz, terkait peningkatan dan perluasan magang luar negeri, disebutkan jika Jepang memiliki potensi cukup besar.
“Jepang itu potensinya sangat besar. Tuntutannya adalah bahasa, budaya, dan fisik. Di sana berbeda dengan Indonesia,” ucap Aziz. (Bud)