Meilia, guru di sekolah TK Bina Amal Kota Semarang. Ia berinovasi membuat rojali (rompi jelajah edukasi) untuk bermain dan belajar murid-muridnya. Pada Hari Guru Nasional 2025, ia mendapat panghargaan sebagai Peringkat ke-6 Anugerah Guru Prima Tingkat Nasional.(Foto: Meilia)

Semarang, Idola 92.6 FM-Sosok perempuan guru satu ini sarat dengan prestasi. Pada Hari Guru Nasional 2025, ia mendapat panghargaan sebagai Peringkat ke-6 Anugerah Guru Prima Tingkat Nasional. Ia meraih penghargaan tingkat nasional setelah sebelumnya menjadi Juara 1 Anugerah Guru Prima Tingkat Kota Semarang dan Juara 1 Anugerah Guru Prima Tingkat Propinsi Jawa Tengah.

Sosok itu adalah Meilia, guru di sekolah TK Bina Amal Kota Semarang. Bu guru kelahiran Semarang, 1 Mei 1977 ini telah mengajar di TK Bina Amal Semarang sejak 6 tahun lalu. Selain mencerdaskan anak didiknya, ia telah menjadi narasumber berbagai praktik baik gelombang 2 dan 3.

Menurut Mei, panggilan akrabnya, prestasi ini tak lepas dari inovasi yang dibuatnya guna memudahkan murid bermain dan belajar. Ia memberi nama “rojali” alias rompi jelajah edukasi.

Kegiatan Meilia, guru di sekolah TK Bina Amal Kota Semarang bersama murid-muridnya.(Foto: Meilia)

“Berinovasi bagaimana anak-anak bisa bermain dan belajar dengan asik, dan enjoy.Bagaimana ini anak tidak tergantung dengan gadget, media– televisi, digital, bagaimana untuk me-manage ini. Saya berinovasi dengan rojali,”tutur Mei kepada radio Idola Semarang, pagi (01/12) tadi.

Mei menerangkan ide pembuatan rompi untuk belajar, terinspirasi dari rompi tukang parkir. Ada bagian depan, dalam dan luar. Masing-masing mempunyai kantong. Dan isinya beberapa macam kegiatan.

Bagi Mei, menjadi guru adalah impiannya sejak dulu. Mengajar juga harus dengan hati. “Bagi saya, guru itu mengajar harus dengan hati, kalau tidak mengajar dengan hati, kita hanya dapat gaji. Anak harus aman, nyaman dan enjoy. Kalau kita hanya mengejar gaji, mengejar popularitas saja, kita tak dapat itu,”tambahnya.

Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Meilia, guru di sekolah TK Bina Amal Kota Semarang. (yes/her)

Simak podcast wawancaranya:

Artikel sebelumnyaRefleksi Bencana Ekologis di Aceh, Sumut, dan Sumbar: Apa yang Sesungguhnya Terjadi?