Beginilah kerangka belajar ala Elon Musk:

1. Bongkar prinsip dasar-nya

Pecahkan topik rumit yang menjadi komponen intinya, seperti membongkar mesin biar mengerti cara kerjanya.

2. Rakit ulang dengan cara baru

Gabungkan prinsip-prinsip tadi, untuk membuat solusi inovatif.

Contohnya di dunia roket:

Sementara roket tradisional hanya bisa dipakai 1 kali jalan, seperti kita beli pesawat, tetapi langsung dibuang setelah digunakan terbang sekali.

Elon Musk berpikir:

“Kalau bahan baku roket cuma 2% dari total keseluruhan harga, lalu sisa biayanya ke mana?”

Jawabannya: Menjadi keuntungan sekaligus pemborosan.

Dari situ lahirlah ide revolusioner, yaitu: Roket yang bisa dipakai ulang. Sementara biaya peluncuran roket biasa: $200 juta USD. Sedangkan biaya peluncuran Falcon 9 (milik Elon): cuma $62 juta USD. Memangkas biaya sampai 70%.

Bukan hanya digunakan di roket. Karena Elon Musk memakai prinsip yang sama buat bikin inovasi di bidang lain.

Contoh:

Elon menggunakan logika fisika buat merombak teknologi baterai.

Hasilnya? Biaya baterai Tesla turun dari semula $600 USD → menjadi hanya $80 USD per kWh. Itu berarti, “satu kerangka belajar,” untuk banyak bidang. Kunci utamanya adalah Transfer ilmu.

Elon Musk jago dalam memindahkan prinsip dari satu bidang ke bidang lain. Itulah kenapa dia bisa sukses di:

  • Dunia keuangan (PayPal)
  • Mobil listrik (Tesla)
  • Luar angkasa (SpaceX)

Metode dasar Elon Musk adalah:

  1. Pecahkan topik jadi prinsip dasar.
  2. Susun ulang prinsip-prinsip itu dengan cara baru.
  3. Terapkan di berbagai bidang.